GenPI.co - Militer Israel memperbarui peringatan pada Senin agar warga Palestina tidak kembali ke Gaza utara.
Para saksi dan pejabat medis mengatakan pasukan Israel melepaskan tembakan dan menewaskan lima orang di antara kerumunan warga yang mengungsi.
Dilansir AP News, ratusan ribu warga Palestina diusir dari utara setelah pasukan Israel pertama kali melancarkan serangan mereka di sana segera setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Dalam beberapa bulan pertempuran sejak itu, sebagian besar wilayah utara telah rata, termasuk sebagian besar Kota Gaza.
Setelah berbulan-bulan Israel membatasi bantuan ke wilayah utara, sekitar 300.000 orang yang masih tinggal di sana berada di ambang kelaparan, menurut PBB.
Meski begitu, banyak warga Palestina yang ingin kembali ke kampung halaman mereka, dan mengatakan bahwa mereka muak dengan kondisi yang mereka alami saat mengungsi.
Selama berbulan-bulan, keluarga-keluarga berdesakan di tenda-tenda, sekolah-sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan, dan rumah-rumah kerabat di seluruh bagian selatan Jalur Gaza.
Beberapa orang juga takut untuk tetap tinggal di Rafah, kota paling selatan di Gaza, karena Israel mengatakan pihaknya berencana untuk menyerang kota tersebut pada akhirnya untuk membasmi Hamas.
Senin malam, Menteri Pertahanan Yoav Gallant bertemu dengan para pejabat tinggi untuk membahas persiapan invasi Rafah, kata kantornya.
Komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, menyuarakan keberatan keras terhadap rencana serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut akan membahayakan sekitar 1,4 juta warga Palestina yang berlindung di Rafah.
Kantor Gallant mengatakan pertemuan hari Senin itu mencakup rencana untuk mengevakuasi warga sipil dan memperluas pengiriman makanan dan peralatan medis ke Gaza.
Israel, yang telah mengurangi jumlah pasukannya di Gaza, telah berulang kali menolak seruan untuk membiarkan warga Palestina kembali ke wilayah utara, dengan mengatakan bahwa militan Hamas terus beroperasi di sana.
Militer mengatakan mereka telah melonggarkan kendali militan di wilayah utara, namun mereka masih melancarkan serangan udara dan penggerebekan terhadap apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk mengorganisir kembali militan.
Bulan lalu, pasukan Israel menggerebek rumah sakit utama di Gaza, Shifa, dalam pertempuran dua minggu yang menyebabkan fasilitas tersebut menjadi reruntuhan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News