Iran Nekat Aktifkan Nuklir, Amerika Serikat Kelabakan

22 Januari 2020 14:31

GenPI.co - Iran sedang mengirim pesan yang sangat negatif, jika pihaknya keluar dari perjanjian nuklir global 2017.

Hat tersebut diungkapkan oleh utusan Amerika Serikat, di mana Iran akan melakukannya, setelah negara-negara Eropa menudingnya melanggar perjanjian nuklir Iran 2015 dengan negara besar dunia, Selasa (21/1).

BACA JUGAJet Tempur Rafale Prancis Gahar Banget, Ini Kata Menhan Prabowo

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan pada Senin, bahwa Teheran bakal mundur dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Jika pihak Eropa meneruskan apa yang disebutnya "sikap ngawur mereka" atau merujuk Iran ke Dewan Keamanan PBB atas dugaan pelanggaran perjanjian nuklir 2015.

BACA JUGA: 5 Kapal Fregat Terbaik di Dunia, Nomor 2 Dibeli Menhan Prabowo

Duta besar perlucutan senjata AS, Robert Wood, yang mencatat pembicaraan tentang NPT pada April di New York, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, bahwa AS akan menyambut konferensi peninjauan NPT di mana Iran mengancam akan mundur.

BACA JUGA: Lakukan 4 Hal Ini Pada Pasangan, Hasilnya Dunia Milik Berdua

"Saya rasa Iran perlu menghentikan fitnahan mereka dan duduk bersama dengan Amerika Serikat dan merundingkan satu kesepakatan yang tidak hanya berkaitan dengan isu nuklir, tetapi juga dengan isu lainnya yang menjadi urusan kami seperti proliferasi dan pengembangan rudal balistik serta aksi memfitnah di seluruh dunia," katanya.

BACA JUGA: Honorer K2 Terus Berkurang, Kepala BKN: Ini Kesempatan Bagus...

Ketegangan terus meningkat sejak Presiden AS Donald Trump menarik Washington dari perjanjian nuklir Teheran dengan negara besar dunia pada 2018 dan kembali memberlakukan sanksi AS. 

Konflik kemudian meletus menjadi serangan militer dalam sebulan terakhir.

BACA JUGA: Hore... Ini Dia Kabar Gembira untuk Honorer K2 Lulus PPPK 

Sementara itu, Duta Besar Iran untuk PBB di Jenewa, Esmaeil Baghaei Hamaneh, angkat bicara dan mengklaim program nuklir Iran selalu damai.

"Pihaknya terus berada di bawah pengawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari IAEA selama setahun belakangan," katanya, mengacu pada Badan Tenaga Atom Internasional PBB, yang mengerahkan sejumlah pengawas di fasilitas nuklir Iran.

Perjanjian nuklir 2015, yang dikenal JCPOA, "dirancang sebagai langkah membangun kepercayaan untuk meredam segala kekhawatiran, nyata atau rekayasa, atas karakteristik program kami," katanya.

Amerika Serikat beserta sekutu Baratnya telah lama menuding Iran mengupayakan senjata nuklir. 

Teheran bersikeras pihaknya tidak pernah mencari senjata nuklir dan tidak akan pernah, dengan dalih kegiatan nuklir mereka untuk penelitian dan untuk menguasai proses produksi listrik.

Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani, telah berulang kali mengatakan bahwa langkah-langkah nuklir Teheran dapat dihentikan jika ekonomi Iran dilindungi. Arsitek perjanjian nuklir itu meminta Eropa membantu Iran keluar dari sanksi AS.

Jika tidak, maka hal tak terduga bisa dilakukan Iran, seperti mengaktifkan kembali program nuklirnya.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co