Virus Corona Bisa bertahan 9 Hari di Luar Tubuh?

02 Maret 2020 17:31

GenPI.co - Seiring semakin mengganasnya penyebaran virus corona di seluruh dunia, penelitian terhadap wabah ini juga terus dilakukan.

Otoritas kesehatan Amerika Serikat mengatakan pihaknya terus mencari tahu berapa lama virus ini bertahan di luar tubuh untuk mengetahui risiko transmisi.

Berdasarkan penelitian yang telh dilakukan, ahli mengatakan bahwa virus dengan nama ilmiah COVID-19 ini menyebar melalui batuk atau bersin.

Kontak dengan feses dari orang yang terinfeksi juga bisa memuat virus berpindah.

Pusat pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan sangat mungkin bagi sesorang terjangkit virus lantaran menyentuh permukaan atau obyek yang mengandung virus. Apalagi setelah itu ia memegang hidung mata atau mulutnya.

BACA JUGA: Virus Corona:  Pria 50 tahun Korban Meninggal pertama di AS

Sebuah analisis dari 22 studi sebelum terkait virus corona sejenis, termasuk Acute Respiratory Syndrome (Sars) dan  Middle East Respiratory Syndrome (Mers)  yang dipublikasikan baru-baru ini Journal of Hospital Infection, mengungkapkan sebuah kesimpulan.

Virus-virus tersebut dapat bertahan di permukaan obyek hingga 9 hari pada suhu ruangan.

Meski begitu, virus itu dengan cepat menjadi tidak aktif saat disemprot menggunakan disinfektan biasa.

Para peneliti itu juga mengklaim dan mungkin juga menghilang pada suhu yang lebih tinggi.

Namun, belum jelas apakah virus corona yang  baru ini  memiliki karakteristik yang sama atau tidak.

"Pada permukaan tembaga dan baja, virus ini hanya bertahan selama 2 jam. Namun di permukaan lain, yakni kardus atau plastik, bisa jadi lebih lama,” jelas Direktur CDC Dr Robert Redfield pada di depan anggota parlemen AS pada hari Kamis (27/2) lalu.

Seorang juru bicara CDC, dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui emai kepada Reuters , mengatakan bahwa pihaknya masih mencari tahu seberapa menular virus saat berada disimpan di permukaan benda yang lebih umum.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Dikabarkan Kena Corona, Vatikan: Hanya Flu Ringan

Sementara FDA (Food and Drug Administration) mengatakan tidak memiliki bukti bahwa COVID-19 ditransmisikan melalui  barang impor.

Namun, lembaga itu menambahkan situasinya tetap "dinamis" sehingga pedoman mengenai hal itu dapat saja diperbarui.

Dr Timothy Brewer, profesor epidemiologi dan kedokteran di University of California, Los Angeles, mengatakan bahwa virus corona adalah jenis virus pernapasan dan mungkin tidak bertahan lama di permukaan.

Dia menambahkan bahwa virus semacam itu cenderung bertahan paling lama di lingkungan bersuhu rendah.  

"Itulah sebabnya Anda melihat banyak virus pernapasan selama musim dingin," imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co