GenPI.co - Kebijakan lockdown dan pembatasan sosial saat pandemi virus corona membuat orang terkurung di rumah. Imbasnya, banyak yang terjebak satu rumah dengan sosok penyiksa.
Inggris misalnya. Di Negara Ratu Elizabeth itu, panggilan telepon ke layanan darurat KDRT meningkat 65% pada akhir minggu. Fakta itu diungkap komisaris KDRT Inggris dan Wales kepada BBC,
PBB juga memperingatkan bahwa perempuan di negara-negara yang lebih miskin dan yang tinggal di rumah kecil, kemungkinan akan terdampak juga. Mereka bisa lebih parah lantaran tidak memiliki sarana untuk melaporkan KDRT.
BACA JUGA: Intuisi Zodiak Ini Luar Biasa, Mereka Bisa Meraba Masa Depan
BBC berbicara dengan seorang perempuan Asia bernama Geeta. Geeta saat ini dikarantina wilayah dengan laki-laki yang menyiksanya.
Wawancara ini dilakukan satu hari sebelum India menyatakan karantina wilayah selama 21 hari pada tanggal 24 Maret untuk mencegah penyebaran virus corona.
Saat Geeta bangun pada jam lima pagi, suaminya, Vijay, tergeletak di sampingnya di lantai. Dia mendengkur dengan keras.
BACA JUGA: Peringatan dari Jerman, Covid-19 Kembali Menggila Jika…
Malam sebelumnya dia pulang dalam keadaan mabuk dan marah-marah. Sang suami marah besar lantaran pemasukan hariannya turun dari 1.500 rupee atau Rp326.000 menjadi 700 rupee atau Rp152.000.
Yang terkena sasaran kemarahannya istri dan anaknya. Sang suami melempar botol minuman keras yang sedang diminumnya ke dinding. Anak-anak Geeta segera berlari mencari perlindungan. “Perlu waktu untuk menenangkan anak-anak,” kata Geeta.
Anak-anak Geeta beberapa kali menyaksikan kemarahan ayahnya. “Beberapa minggu ini keadaan memburuk. Mereka melihatnya melempar barang ke dinding dan menjambak rambutku,” ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News