China dan Iran Ingin Donald Trump Kalah, Rusia Malah Ingin Menang

09 Agustus 2020 03:21

GenPI.co - Pejabat tinggi kontra intelijen Amerika Serikat menemukan indikasi adanya intervensi Rusia, China, dan Iran dalam proses Pilpres Amerika Serikat (AS) tahun ini. 

Direktur Kontra Intelijen dan Pusat Keamanan Nasional AS, William Evanina dalam keterangannya pada Jumat (7/8), menyebutkan China menginginkan Donald Trump tidak memenangkan kembali pemilu kali ini, karena Pemerintah China menganggap Trump terlalu tidak dapat diprediksi. 

BACA JUGAJadi Magnet Uang, 5 Zodiak Istimewa Sangat Mudah Dapat Kekayaan

Evanina mengungkapkan, China telah memperluas upaya memengaruhi politik Amerika Serikat menjelang pemilu untuk mencoba membentuk kebijakan AS, menekan politisi AS yang dianggap anti China, serta membelokkan kritik atas China. 

Tak hanya China, Iran juga lebih cenderung menggunakan taktik secara daring, misalnya dengan menyebarkan disinformasi untuk mengerdilkan institusi AS dan Presiden Trump, serta memancing ketidakpuasan para pemilih di Amerika Serikat. 

BACA JUGA: Luar Biasa, Tenyata Manfaat Susu Beruang Tak Bisa Disepelekan

Meski China dan Iran lebih memilih untuk menyingkirkan Donald Trump, tidak demikian dengan seteru AS lainnya, yakni Rusia.

Rusia malah sebaliknya, sebab Negeri Beruang Merah ini sudah mencoba melemahkan kandidat Partai Demokrat, Joe Biden yang akan menjadi kompetitor Donald Trump di Pilpres tahun ini. 

Sejumlah kajian yang dilakukan oleh beberapa lembaga intelijen Amerika Serikat menunjukkan kesimpulan bahwa Rusia sebelumnya beraksi dengan menaikkan kampanye presiden AS saat ini, Donald Trump, pada 2016 lalu, serta melemahkan kesempatan rivalnya saat itu, Hillary Clinton. 

BACA JUGA: 6 Shio Bersinar Hoki, Usaha Makin Berkilau Rezeki Tak Berhenti

Sementara saat ini, Evanina menyebut Rusia juga telah siap melakukan hal serupa kepada Joe Biden, kandidat yang akan maju melawan Trump dalam pemilu yang dijadwalkan November mendatang. 

Evanina menuduh Andriy Derkach, seorang politisi Ukraina yang pro Rusia, telah menyebarkan klaim mengenai korupsi, termasuk melalui percakapan telepon yang bocor dan dipublikasi, untuk merusak kampanye Biden dan Partai Demokrat.

Sementara itu, pendukung Trump di Senat AS pun melakukan investigasi yang mempertanyakan keterlibatan putra Biden, yakni Hunter Biden, dalam dugaan aktivitas bisnis di Ukraina. 

Evanina mengatakan bahwa aktor-aktor terkait Pemerintah Rusia juga tengah berupaya untuk menaikkan pamor Presiden Trump melalui media sosial dan televisi Rusia. 

William Evanina menuding negara-negara tersebut menggunakan disinformasi daring dan cara-cara lain untuk memengaruhi para pemilih. 

Pihak asing itu juga dituduh akan mengintervensi sistem pemilu di AS dengan upaya sabotase proses pemungutan suara, mencuri data pemilihan, atau memicu munculnya keraguan mengenai validitas hasil pemilu. 

"Akan menjadi sulit bagi pihak musuh kami untuk mengintervensi atau memanipulasi hasil pemilu dalam tahap ini," pungkas Evanina.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co