Gaza yang Malang, Sudah Terisolasi, Terdampak COVID-19 Pula

GenPI.co - Pandemi COVID-19 dialami oleh berbagai wilayah di dunia, termasuk di kawasan Gaza, Palestina.  Pejabat setempat pada Rabu (26/8) melaporkan puluhan kasus  infeksi di wilayah tersebut.

Sebanyak empat kasus pertama ditemukan pada dua hari lalu di wilayah yang diisolasi secara ketat oleh Israel dan Mesir itu. Kasus tersebut ditemukan di kamp pengungsian.

Proses karantina pun dilakukan selama 48 jam untuk menghindari terjadinya infeksi di luar fasilitas karantina itu.

BACA JUGA: Indonesia Ditawari Vaksin COVID-19 Murah dan Mumpuni oleh Rusia

Kasus COVID-19 melonjak tajam pada Rabu malam. Sebanyak 26 kasus ditemukan di beberapa lokasi. Pejabat kesehatan setempat juga melaporkan adanya pasien yang meninggal dunia sebanyak 2 orang. 

Kasus COVID-19 di Gaza meningkatkan kekhawatiran internasional terhadap daerah yang dikuasai oleh organisasi Hamas tersebut. Apalagi kawasan itu tak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai serta kemiskinan mayoritas warganya.

Ignacio Casares Garcia, kepala Subdelegasi Gaza dari Komite Internasional Palang Merah, mengatakan rumah sakit dan pusat kesehatan di wilayah itu tidak memiliki peralatan medis dan obat yang memadai untuk perawatan pasien COVID-19.

"Sistem perawatan kesehatan Gaza tidak akan dapat menangani lebih dari beberapa lusin pasien virus corona," katanya dalam sebuah pernyataan, seraya menyerukan lebih banyak bantuan internasional.

BACA JUGA: Teror Menguat, Filipina Mungkin Berlakukan UU Darurat Militer

Otoritas Gaza sendiri telah telah melakukan beberapa tindakan untuk mengurangi penyebaran virus mematikan tersebut.  Warga diinstruksikan untuk tinggal di rumah dan memakai masker jika mereka perlu berbelanja kebutuhan pokok.

Masjid, sekolah, dan sebagian besar bisnis pun telah diperintahkan untuk menghentikan aktivitas.

Gaza sendiri telah menjadi salah satu wilayah paling terisolir di dunia. Mesir dan Israel memberlakukan pengamanan ketat terhadap wilayah itu, lantaran dikuasai oleh Hamas yang dicap sebagai organisasi teroris(ANT)