Wow! Sebuah Pesawat Makhluk Asing Tampak Diangkut oleh Truk di AS

GenPI.co - Ahli teori konspirasi kehidupan alien, Scott Waring mengklaim ada sebuah truk yang tertangkap sedang mengangkut UFO di Amerika Serikat (AS). 

Dalam video amatir yang dibagikan, tampak benda asing berbentuk cakram besar seperti UFO tengah diikat di bagian belakang truk. 

BACA  JUGA: Konflik dengan China, India: PLA Mengeluarkan Tembakan 

Namun, kualitas rekaman video yang buruk membuat sulit untuk memastikan secara pasti apa objek berwarna orange itu.

"Ini adalah video menarik dari sebuah truk yang memiliki sedikit masalah dengan UFO yang meluncur terlalu jauh dan kehilangan keseimbangan," ujarnya dilansir dari Express UK, Rabu (9/9).

Waring meyakini bahwa benda tersebut berasal dari luar angkasa. 

“Sekarang, UFO telah diangkut seperti ini sebelumnya. Mengapa? Karena kurangnya truk militer dan kendaraan polisi," kata Waring.

Lebih lanjut ia mengatakan, benda itu tidak diterbangkan karena tidak ada yang tahu cara mengemudikannya. Oleh karena itu diangkut menggunakan truk. 

“Tidak seorang pun. Jadi memindahkannya ke lokasi yang aman untuk uji coba adalah penting. Ini 100 persen alien atau tidak perlu dibawa kemana-mana," tegas Waring.

Tanpa memberikan bukti yang jelas, Waring mengatakan bahwa benda tak dikenal itu  akan dibawa ke area hotspot UFO 51.

Ia menduga benda tersebut akan ditukar atau melihat adanya kemungkinan kecelakaan di daerah itu. 

"Mungkin ditukar, mungkin kecelakaan UFO di daerah itu, apapun masalahnya, kami tahu ini menuju ke pangkalan militer, mungkin Area 51," sebutnya.

BACA JUGA: Joshua Wong Serukan Boikot Mulan, Warganet China Malah Bilang...

Namun, para ahli Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) menggambarkan ini adalah contoh pareidolia, fenomena mengenali objek atau pola pada objek yang tidak terkait.

Pareidolia adalah salah satu bentuk apophenia, istilah umum untuk kecenderungan manusia mencari pola dalam informasi acak.

"Pareidolia adalah fenomena psikologis di mana orang melihat bentuk yang dapat dikenali di awan atau bebatuan," tegas NASA. (*)