GenPI.co - Amerika Serikat kembali menerbangkan pesawat tempur jenis pembom B-52 ke Timur Tengah, khususnya guna mengintimidasi Iran.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa patroli pesawat diterbangkan sebagai bagian penting dari postur pertahanan CENTCOM.
BACA JUGA: Afrika Selatan Berjuang Melawan Covid-19, Jenazah Bergelimpangan
Manuver militer terbaru datang ketika analis keamanan telah memperingatkan bahwa Presiden AS Donald Trump dapat mengambil tindakan militer terhadap Iran di hari-hari terakhirnya menjabat.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer AS telah mengambil serangkaian langkah yang dirancang untuk menghalangi Iran sambil secara terbuka menekankan bahwa mereka tidak berencana untuk mengambil tindakan terhadap Teheran.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengutuk misi B-52. Menurutnya, langkah itu merupakan upaya untuk mengintimidasi Teheran.
"Meskipun kami belum memulai perang selama lebih dari 200 tahun, kami tidak malu untuk menghancurkan para penyerang," kata Zarif dalam keterangannya, seperti dilansir dari Aljazeera, Senin (18/1/2021).
Pesawat tempu AS itu adalah yang terbaru, pesawat itu juga bisa membawa 32.000 kg (70.000 pon) senjata, termasuk bom nuklir.
Ini menjadi operasi B-52 kelima dalam beberapa pekan terakhir dan Komando Pusat AS mengatakan awak pesawat berhasil menyelesaikan misinya.
BACA JUGA: Kehancuran Honduras, Warga Melarikan Diri, Tentara di Mana-mana
Hal ini menjadikan ketegangan telah meningkat antara AS dan Iran setelah kasus terakhir terkait pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh di Teheran pada November 2020 lalu.
Selain itu, sebelumnya gesekan juga telah meningkat sekitar peringatan 3 Januari pembunuhan jenderal tertinggi Iran, Qaseem Soleimani, dalam serangan pesawat tak berawak Amerika di Baghdad, Irak.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News