Ditekan Pasukan Pencabut Nyawa, Massa di Myanmar Kian Melawan

18 Februari 2021 15:10

GenPI.co - Nyali massa yang berdemo menolak kudeta militer Myanmar sangat tinggi. Saat ditekan pasukan pencabut nyawa, mereka justru kian berani melawan.

Rabu (17/2/2021), menjadi gelombang demonstrasi terbesar di Myanmar. Di ibu kota Naypyidaw, puluhan ribu orang berbaris sambil membawa tanda bertuliskan Tolong Myanmar.

BACA JUGA: Hoki Shio di Atas Segalanya, Nasibnya Bakal Cerah Tingkat Dewa

Mereka melakukan long march hingga kota Pyinmana. Puluhan ribu orang lainnya turun di jalan-jalan kota Yangon. Pusat bisnis Myanmar lumpuh. Pelayanan publik pun dibuat mati gaya.

Massa memblokir jalan dan kendaraan untuk menghentikan pasukan keamanan bergerak di sekitar kota.

“Kami harus berjuang sampai akhir,” kata seorang mahasiswa Nilar, 21 tahun, kepada AFP. Para biksu juga ada di barisan pendemo. Semuanya kompak berada di barisan yang menentang kudeta militer di Myanmar. 

BACA JUGA: 3 Shio Jajal Nyali, Hari Ini Mereka Kurang Beruntung

“Kami perlu menunjukkan persatuan dan kekuatan kami untuk mengakhiri pemerintahan militer. Orang-orang terus turun ke jalan,” tambah seorang pendemo.

Demo juga terjadi di wilayah terpencil Chin, dan sebuah kota kecil Irrawaddy. Di sana, pendemo mengarak foto pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.

Kota terbesar kedua di Myanmar, Mandalay, ceritanya lain lagi. Para pengunjuk rasa memblokir rel kereta api. Pegawai negeri juga dikabarkan mogok.

BACA JUGA: 3 Shio Jajal Nyali, Hari Ini Mereka Kurang Beruntung

Hal ini mendapat perlawanan dari petugas. Pasukan keamanan disebut melepaskan menggunakan gas air mata dan melepaskan tembakan ke pendemo.

Pelapor khusus PBB Tom Andrews memperingatkan militer soal mobilisasi tentara yang makin banyak. Tentara yang memasuki Yangon, menurutnya, makin membuat situasi jadi tak terkendali.

“Kita bisa saja berada di tepi jurang, di mana militer melakukan kejahatan yang lebih besar ke rakyat Myanmar,” katanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co