Nah Loh! Bank Dunia Ancam Lebanon, Bisa Dibuat Bertekuk Lutut

24 Februari 2021 23:03

GenPI.co - Bank Dunia mengancam akan menangguhkan pembiayaan vaksin virus corona di Lebanon atas pelanggaran yang dikatakan oleh legislator yang divaksinasi di dalam Parlemen.

Dilansir Reuters, Rabu (24/2/2021), ancaman itu muncul ketika beberapa warga dan dokter frustrasi bahwa rencana nasional yang mengharuskan orang untuk mendapatkan vaksinasi di pusat yang telah ditentukan dapat penuh dengan pelanggaran.

BACA JUGA: Malaysia Deportasi 1.086 Warga Myanmar, Tak Peduli Kecaman Dunia

Lebanon sendiri telah menerima batch pertama vaksin Pfizer-BioNTech sebanyak 28.000 dosis pada bulan ini dengan bantuan keuangan dari Bank Dunia, yang juga akan dipantau untuk memastikan suntikan diberikan kepada mereka yang paling membutuhkan.

Dalam operasi pertamanya, Bank Dunia mendanai pembelian vaksin Covid-19, pemberi pinjaman mengalokasikan kembali 34 juta dolar AS atau setara Rp 478 miliar untuk membantu Lebanon menyuntik lebih dari dua juta orang.

Sekretaris Jenderal Parlemen Adnan Daher mengatakan bahwa 16 deputi serta empat staf parlemen, semuanya berusia di atas 75 tahun, telah menerima suntikan Covid-19 di dalam badan legislatif.

Dia bersikeras bahwa mereka semua terdaftar untuk mendapatkan vaksin di kementerian kesehatan, dan tidak melanggar aturan apa pun.

Namun Bank Dunia menyatakan melanggar ketentuan perjanjian dengan pemerintah.

“Kami akan mencatatnya sebagai pelanggaran syarat dan ketentuan yang kami sepakati untuk vaksinasi yang adil dan merata,” tegas direktur regional Bank Dunia, Saroj Kumar Jha.

Menurutnya, setiap orang harus mendaftar dan menunggu giliran,” tambahnya. Jadi setelah konfirmasi sebuah pelanggaran, Bank Dunia dapat menangguhkan pembiayaan untuk vaksin dan dukungan untuk tanggapan Covid-19 di seluruh Lebanon.
 
Diketahui, laporan tersebut menimbulkan kemarahan di negara di mana banyak yang telah kehilangan kepercayaan pada kelas politik korup yang disalahkan atas banyak kesengsaraannya.

“Ibu saya berusia 84 tahun, dia sudah terdaftar dan belum mendapat giliran, sementara semua politisi, keluarga [mereka], dan teman akan divaksinasi sebelum dia,” terang salah seorang warga Lebanon.

Bahkan, kabarnya Abdel Rahman al-Bizri, yang mengepalai komite yang mengawasi kampanye vaksinasi, telah berencana untuk mengadakan pertemuan guna menindaklanjuti kasus tersebut.

BACA JUGA: Duh Ngeri, 7.000 Warga Hilang Bak Ditelan Bumi di Ethiopia Barat

"Apa yang terjadi hari ini keterlaluan dan tidak boleh diulang. Saya tidak bertanggung jawab atas pelanggaran ini, tetapi saya akan meminta maaf untuk itu," tuturnya.

Terlepas dari itu, Lebanon, merupakan negara dengan enam juta orang termasuk satu juta pengungsi Suriah, telah mencatat lebih dari 356.000 kasus virus corona dan 4.387 kematian sejak kasus pertama tercatat pada Februari 2020 lalu.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co