Ironi, 120 Migran Jadi Korban Perdagangan Manusia di Libya

12 Maret 2021 23:59

GenPI.co - Pasukan keamanan di Libya telah membebaskan 120 orang yang diyakini sebagai migran yang ditahan dan disiksa oleh pedagang manusia di kota barat laut Bani Walid, kata tentara.

"Para migran dan pengungsi, kebanyakan orang Mesir, dibebaskan setelah serangan pagi hari di sarang perdagangan manusia," kata brigade tempur elit ke-444 dalam sebuah pernyataan, speerti dilansir dari Aljazeera, Jumat (12/3/2021).

BACA JUGA: Junta Militer Myanmar Dosanya Segudang, Mending Jangan Baca

Penculik mereka telah menjadikan mereka penyiksaan dan pemerasan, tambahnya, mengutip kesaksian dari mereka yang dibebaskan.

Brigade juga melakukan operasi terhadap penyelundup pekan lalu di Bani Walid, pusat perdagangan manusia di tepi gurun sekitar 170 kilometer (105 mil) tenggara ibu kota, Tripoli.

Enam tempat persembunyian ditemukan dalam operasi itu dan 70 migran dan pengungsi dari berbagai kebangsaan dibebaskan, katanya, menambahkan bahwa "salah satu pedagang paling terkenal di negara itu ditahan bersama dengan penjahat asing lainnya yang menculik, membunuh dan menyiksa korban mereka".

Libya telah menjadi titik transit utama bagi orang-orang yang berharap untuk mencapai Eropa, setelah negara Afrika Utara itu terlibat dalam konflik berdarah menyusul pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan dan menewaskan pemimpin lama Muammar Gaddafi pada 2011.

Penyelundup sering mengemas keluarga yang putus asa ke dalam perahu karet yang perlengkapannya tidak lengkap yang tidak dapat bertahan dalam perjalanan melintasi Laut Mediterania.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), lebih dari 20.000 orang telah meninggal di Mediterania sejak 2014.

Lebih dari 17.000 di antaranya berada di Mediterania tengah, yang digambarkan oleh PBB sebagai rute migrasi paling berbahaya di dunia.

BACA JUGA: AS Kirim Hawa Neraka Terhadap Indo-Pasifik, China Dibuat Bergidik

Badan-badan internasional juga mengecam kembalinya orang-orang yang dicegat di laut ke Libya karena situasi kacau di negara itu dan kondisi yang buruk di pusat-pusat penahanan.

Sejak Februari 2017, setidaknya 36.000 orang telah dicegat oleh penjaga pantai Libya dan dikembalikan ke negara Afrika Utara tersebut, menurut data PBB.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co