Jenderal Amerika Gemetaran, Militer China Kuatnya Kebangetan

GenPI.co - Skenario perang besar Amerika vs China bikin jenderal bintang tiga Pentagon gemetaran. Militer China disebut punya kekuatan menakutkan. 

Dalam skenario dan simulasi perang besar, Amerika disebut bakal kalah. Ada fakta mengejutkan yang melihat kemampuan militer Beijing telah melampaui kemampuan Washington. 

BACA JUGA: Dewa Keberkahan Datang, Uang 3 Shio Ini Bikin Girang

Pada hari Selasa, Kepala Komando Indo-Pasifik AS Laksamana Philip Davidson memperingatkan bahwa China mungkin akan mencaplok Taiwan dalam enam tahun ke depan.

Dia memperkirakan ketegasan militer Beijing yang meningkat di Asia berisiko menciptakan situasi yang tidak menguntungkan bagi Amerika.

Tahun lalu, laporan Departemen Pertahanan mengungkapkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah melampaui militer Amerka dalam jumlah kapal perang dan sistem pertahanan udara.

BACA JUGA: 4 Shio Terbang ke Surga, Keuntungan Mereka Menggetarkan Alam Raya

Menurut laporan itu, China berada di jalur yang baik untuk mencapai tujuannya pada 2049. Laporan itu mengakui China sudah berada di depan Amerika Serikat di wilayah tertentu.

Itu termasuk Angkatan Laut yang terdiri dari sekitar 350 kapal dan kapal selam. Lebih dari 130 di antaranya adalah kapal perang permukaan utama.

BACA JUGA: Gaya Selingkuh 4 Zodiak Nyebelin Banget, Ingat Karma ya!

Amerika juga disebut akan kalah lebih cepat dalam setiap konfrontasi militer besar-besaran.

“Latihan perang kami menunjukkan China baik dalam berinvestasi pada kemampuan militer. Amerika bakal semakin sulit,” kata Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Letnan Jenderal Angkatan Udara S. Clinton Hinote, kepada Yahoo News.

BACA JUGA: Tiupan Dewa Hoki Bikin 4 Shio Makmur Abadi

Perwira tersebut juga menyebut keberhasilan PLA yang sukses memproduksi rudal anti-udara dan surface-to-surface yang dipandu dengan presisi. Belum lagi kapal perang dan konstelasi navigasi berbasis ruang angkasa.

Dengan panduan satelit, ini disebut bakal cukup  merepotkan militer Amerika. “Pada saat itu, tren latihan perang kami tidak hanya kalah, tetapi kami kalah lebih cepat,” kata Hinote. (*)