GenPI.co - Kasus kekerasan yang terjadi di Mozambik semakin meresahkan. Terbaru, sejumlah anak-anak berusia 11 tahun telah dipenggal di provinsi paling utara negara tersebut.
Organisasi amal Save the Children yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa mereka telah berbicara dengan keluarga pengungsi yang menggambarkan 'adegan mengerikan' pembunuhan, termasuk ibu yang putranya terbunuh.
BACA JUGA: Breaking News, Selandia Baru Berpotensi Tsunami, Menghujam Nurani
Dalam satu kasus, wanita itu bersembunyi, tidak berdaya, dengan tiga anaknya yang lain ketika dia yang berusia 12 tahun dibunuh di dekatnya.
"Kami mencoba melarikan diri ke hutan, tetapi mereka mengambil putra sulung saya dan memenggalnya," kata pria berusia 28 tahun, yang dipanggil Save the Children, Elsa, seperti dilansir dari Aljazeera, Rabu (17/3/2021).
Menurutnya, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena nyawanya akan dibunuh juga.
Seorang ibu lainnya, seorang berusia 29 tahun bernama Amelia oleh Save the Children, menerangkan bahwa putranya baru berusia 11 tahun ketika dia dibunuh oleh orang-orang bersenjata.
Cabo Delgado sejak 2017 menjadi rumah bagi pemberontakan bernanah terkait dengan ISIL (ISIS), yang telah meningkat secara dramatis dalam setahun terakhir.
Sepanjang tahun 2020, para pejuang mulai secara teratur melibatkan militer untuk merebut dan menguasai kota-kota utama.
Sementara pemenggalan kepala selalu menjadi ciri khas serangan tersebut, kebrutalan terus berlanjut, dengan pembunuhan massal termasuk pembunuhan sekitar 52 orang sekaligus di desa Xitaxi pada bulan April.
Dilaporkan secara keseluruhan, sudah hampir 2.700 orang di semua sisi telah tewas dalam kekerasan itu, menurut Proyek Lokasi & Data Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED), sebuah konsultan yang melacak kekerasan politik. Hampir 670.000 orang telah mengungsi.
Adapun, pemberontak secara lokal dikenal sebagai al-Shabab dan telah menyatakan kesetiaan kepada ISIS. Mereka terpisah dari kelompok bersenjata Somalia dengan nama serupa.
Al-Shabab berarti Pemuda dalam bahasa Arab, dan nama tersebut dikatakan mencerminkan bahwa kelompok tersebut menerima dukungannya sebagian besar dari kaum muda pengangguran di wilayah yang didominasi Muslim di Cabo Delgado.
BACA JUGA: Permohonan Gadis Myanmar Sebelum Ditembak, Menghujam Nurani
Amerika Serikat pekan lalu menyatakan kelompok Mozambik sebagai organisasi 'teroris' asing karena hubungannya dengan ISIL.
Kedutaan Besar AS di Mozambik menyatakan pasukan khusus AS akan melatih marinir Mozambik selama dua bulan. Pemerintah AS juga akan menyediakan peralatan medis dan komunikasi untuk membantu Mozambik memerangi para pejuang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News