Tiba-tiba Nyali Arab Saudi Ciut ke Houthi Yaman, Kiamat Pun Tamat

23 Maret 2021 22:22

GenPI.co - Arab Saudi telah mengumumkan rencana untuk menawarkan kepada para pesaingnya dalam perang yang telah berlangsung lama di Yaman dengan menyerukan gencatan senjata nasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menteri luar negeri kerajaan, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, mengatakan gencatan senjata yang diusulkan kepada pemberontak Houthi yang diharapkan untuk seluruh konflik, termasuk mengizinkan bandara utama di ibukota yang dikuasai pemberontak Yaman, Sanaa, merobek.

BACA JUGA: Ironi, Pembunuhan Massal di Nigeria Ibarat Neraka, Bikin Miris

"Ini akan berlaku segera setelah Houthi menyetujuinya", kata dia di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dalam keterangannya, seperti dilansir dari Aljazeera, Selasa (23/3/2021).

Menurutnya, terserah Houthi sekarang. Arab Saudi menekankan negaranya akan terus melindungi perbatasan, warga dan infrastrukturnya dan menghadapi agresi Houthi dengan tanggapan yang diperlukan.

"Houthi harus memutuskan apakah akan mengutamakan kepentingan mereka atau kepentingan Iran terlebih dahulu," tegas dia.

Proposal itu juga akan memungkinkan impor bahan bakar dan makanan melalui pelabuhan barat Hodeidah dari pelabuhan masuk utama Yaman dan memulai kembali negosiasi politik antara pemerintah Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan Houthi yang didukung Arab Saudi.

Tawaran tersebut disambut baik oleh pemerintah Houthi dalam pernyataan dari kementerian luar negeri yang bermarkas di selatan pelabuhan Aden.

Tapi Houthi menambahkan inisiatif itu tidak memberikan sesuatu yang baru, karena masih belum memenuhi permintaan mereka untuk mencabut sepenuhnya blokade di bandara Sanaa dan pelabuhan Hodeidah.

"Arab Saudi harus menyatakan diakhirinya agresi dan mencabut blokade sepenuhnya, tetapi mengajukan ide-ide yang telah dibahas selama lebih dari setahun bukanlah hal baru," kata juru bicara Mohammed Abdulsalam, menurut televisi pemberontak Al-Masirah.

Adapun, perang Yaman pecah pada akhir 2014 ketika Houthi merebut sebagian besar negara itu, termasuk Sanaa.

BACA JUGA: AS Turun Tangan, Skema Mautnya Bikin Militer Myanmar Jumpalitan

Pertempuran meningkat secara signifikan pada Maret 2015 ketika Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengumpulkan koalisi militer yang didukung Amerika Serikat dalam upaya untuk memulihkan pemerintahan.

Dilaporkan puluhan ribu orang telah terbunuh dalam konflik yang menemui jalan buntu itu, dengan sebagian besar infrastruktur negara yang miskin itu hancur dan jutaan orang terdesak ke ambang kelaparan. Hampir 80 persen dari hampir 30 juta orang Yaman bergantung pada bantuan asing.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co