Sangar, Ancaman Maut Arab Saudi Menggelegar, PBB Dibikin Ambyar

24 Maret 2021 12:12

GenPI.co - Seorang pejabat senior Arab Saudi mengeluarkan ancaman kematian terhadap penyelidik PBB Agnes Callamard setelah penyelidikannya atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (24/3/2021), pelapor khusus tentang pembunuhan di luar hukum, ringkasan dan sewenang-wenang mengatakan seorang rekan PBB memberi tahu dia pada Januari 2020 bahwa seorang pejabat Saudi yang tidak disebutkan namanya mengancam dua kali dalam pertemuan dengan pejabat senior PBB lainnya di Jenewa.

BACA JUGA: Sangar, Amukan Dokter ke Junta Militer Myanmar Bikin Ambyar

Callamard sendiri seorang warga negara Prancis, akan bergabung dengan pengawas hak asasi manusia Amnesty International sebagai sekretaris jenderal bulan ini.

Callamard mengaku bahwa ancaman terhadapnya dibuat pada pertemuan tingkat tinggi antara diplomat Saudi yang berbasis di Jenewa, pejabat Saudi yang berkunjung, dan pejabat PBB di Swiss.

Dia diberitahu bahwa Saudi mengkritik pekerjaannya dalam penyelidikan Khashoggi, menyuarakan kemarahan tentang penyelidikan dan kesimpulannya.

Pejabat Saudi juga mengklaim dia menerima uang dari Qatar, tuduhan yang sering digunakan terhadap kritik terhadap pemerintah Saudi.

Callamard menambahkan salah satu pejabat senior Saudi yang berkunjung kemudian diduga mengatakan dia menerima panggilan telepon dari orang-orang yang siap untuk menjaganya.

Ketika para pejabat PBB menyuarakan kekhawatiran, warga Saudi lainnya yang hadir mencoba meyakinkan mereka bahwa komentar tersebut tidak boleh dianggap serius.

Kelompok Saudi kemudian meninggalkan ruangan tetapi pejabat senior Saudi yang berkunjung tetap tinggal, dan mengulangi ancaman kepada pejabat PBB yang tersisa di ruangan itu, terhadap Callamard.

Pejabat Saudi itu juga berkomentar dia mengenal orang-orang yang menawarkan untuk 'menangani masalah ini jika Callamard tidak melakukannya'.

“Itu dilaporkan kepada saya pada saat itu dan itu adalah salah satu kesempatan di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa sebenarnya sangat kuat dalam masalah itu. Orang-orang yang hadir, dan juga kemudian, menjelaskan kepada delegasi Saudi bahwa ini benar-benar tidak pantas dan ada harapan bahwa ini tidak boleh berlanjut," terang Callamard.

Sedangkan, hingga kini pemerintah Saudi tidak menanggapi laporan berita tersebut.

Callamard merupakan pejabat pertama yang menyelidiki pembunuhan kolumnis Washington Post, Khashoggi, yang dibunuh oleh agen Saudi di konsulat kerajaan di Istanbul pada Oktober 2018, dan menerbitkan laporan terperinci.

Khashoggi adalah mantan orang dalam kerajaan yang sering menulis kritik tentang pemerintah Saudi.

Dalam laporan 100 halaman yang diterbitkan pada Juni 2019 lalu, Callamard menyatakan kematian Khashoggi merupakan pembunuhan di luar hukum yang menjadi tanggung jawab Negara Kerajaan Arab Saudi.

Laporan itu juga mengungkapkan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) harus diselidiki atas pembunuhan itu.

BACA JUGA: Israel-Palestina Mendidih, Dunia Bisa Dibuat Ambyar

Sementara, bulan lalu, laporan intelijen ASmenyimpulkan bahwa MBS menyetujui dan kemungkinan memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Namun, pemerintah Saudi menolak penilaian negatif, salah dan tidak dapat diterima dalam laporan tersebut.

Arab Saudi menerangkan Khashoggi tewas dalam 'operasi nakal' oleh agen dan Pangeran Mohammed membantah memerintahkannya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co