Putin-Xi Jinping Kompak Tolak Sanksi untuk Junta Myanmar

02 April 2021 17:40

GenPI.co - Junta Myanmar dipastikan aman dari hukuman PBB. Semua manuver DK PBB untuk menekan junta dipatahkan China dan Rusia.

Barbara Woodward, utusan PBB dari Inggris mengatakan kepada wartawan bahwa DK bersama-sama mengecam junta. Saat ini, DK membahas serangkaian tindakan yang dapat kami lakukan.

BACA JUGA: Jokowi Bisa Nelangsa! Kemarin Terima Kasih, Sekarang Kubu AHY...

“Tindakan kekerasan oleh militer ini sama sekali tidak dapat diterima dan membutuhkan pesan yang kuat dari komunitas internasional,” katanya.

Ada banyak sanksi yang ingin dijatuhkan PBB ke junta Myanmar. Sudah banyak juga kutukan keras yang dialamatkan ke junta.

Tapi semua itu tak punya kekuatan. Semua langsung melemah seiring dengan kuatnya blokir keputusan yang dilakukan anak buah Xi Jinping dan Vladimir Putin di PBB.

BACA JUGA: Kubu Moeldoko Mau Gabung ke AHY? Nanti Dulu ya

Dewan Keamanan sejauh ini telah mengeluarkan dua pernyataan yang menyatakan keprihatinan dan mengutuk kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Tetapi hukuman lanjutan terus ditentang China, Rusia, India dan Vietnam.

Melansir AFP, Beijing bersikeras melunakkan penggunaan frasa pembunuhan ratusan warga sipil. Negeri Panda lebih memilih perubahan narasi menjadi kematian warga sipil.

Akibatnya, upaya penjatuhan sanksi keras ke junta menjadi mandek. Semua diblokir Negara yang punya hak veto.

Sejak kudeta 1 Februari, DK telah mengeluarkan tiga penyataan bulat tentang Myanmar. Tetapi Beijing tidak pernah mengaku adanya kudeta.

Rusia juga sama. Seorang diplomat yang enggan disebutkan jati dirinya menyebut Moskow juga bertindak serupa.

BACA JUGA: Rahasia Kekuatan Rusia Ternyata Ini, Pantas NATO Gemetar 

Beberapa kali, Moskow juga menganulir penggunaan kalimat hukuman sebagai tindak lanjut kecaman keras DK PBB pada pasukan keamanan Myanmar di bawah junta.

“Namun meski pun negosiasi panjang, DK berbicara dengan satu suara. DK mengirimkan sinyal yang sangat penting,” kata seorang duta besar yang enggan menyebut nama, Jumat (2/4/2021).

Sebelumnya, utusan PBB untuk Myanmar memohon DK untuk mengambil tindakan segera. Junta disebut tidak mampu mengurusi negara itu dan malah memperburuk keadaan.

BACA JUGA: Tolong Baca Ini! Fahri Hamzah Ogah Gantikan Moeldoko di KSP

“PBB harus mencegah bencana multi-dimensi di Asia,” kata Christine Schraner Burgener ditulis Reuters, Kamis (1/4/2021).

Dia menambahkan bahwa pihaknya siap berdialog dengan junta. Namun melihat situasi yang diprediksi akan memburuk, Burgener mengatakan bahwa hal itu akan sulit terealisasi.

“Situasi di lapangan hanya akan memburuk. Pertumpahan darah akan segera terjadi,” tambahnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co