100 Juta Vaksin yang Ditimbun Negara Kaya Terancam Kedaluwarsa

10 Oktober 2021 19:50

GenPI.co - Perusahaan informasi dan analitik ilmiah, Airfinity menemukan persediaan di gudang negara-negara maju anggota G-7 dan Uni Eropa akan melebihi 1 miliar dosis pada akhir 2021.

Hal ini membuat jutaan vaksin covid-19 pun diprediksi bakal berakhir membusuk di gudang G-7 dan Uni Eropa.

Bahkan dengan memperhitungkan pemberian dosis ketiga alias booster, sekitar 10 persen dari stok tersebut bakal kedaluwarsa sebelum sempat dipakai.

BACA JUGA:  Sejumlah Negara Setop Vaksin Moderna, Kemenkes Buka Suara

Vaksin virus corona yang dipasok ke negara-negara maju biasanya memiliki umur simpan enam hingga tujuh bulan.

Sementara itu, diperlukan waktu setidaknya dua bulan untuk menyalurkan vaksin-vaksin tersebut ke negara berkembang dan miskin.

BACA JUGA:  Dinyatakan Halal, Ini Efikasi Vaksin Zifivax bagi Tubuh

Artinya, vaksin sisa yang usianya tinggal dua bulan atau kurang hampir dipastikan bakal berakhir sebagai sampah di gudang.

Dilansir Nikkei Asia, Jepang telah membeli atau mengamankan pesanan 560 juta dosis vaksin.

Negara ini telah sepenuhnya menginokulasi lebih dari 60% populasinya, meskipun awal kampanye vaksinasinya lebih lambat daripada di Eropa dan AS.

Hampir semua orang di Jepang yang menginginkan vaksin diperkirakan telah menerimanya sekitar November mendatang. Setelah itu dapat dipastikan banyak dosis yang tidak terpakai.

Melansir laman JPNN.com, Minggu (10/10) Airfinity memperkirakan bahwa vaksin dalam stok Jepang akan mulai memasuki masa dua bulan sebelum kedaluwarsa pada akhir tahun.

Lebih dari 100 juta dosis akan jatuh dalam periode itu pada Maret.

Jepang mendistribusikan dosis Pfizer dan Moderna kepada pihak berwenang setempat sesuai kondisi saat menerimanya, dan tidak mencatat tanggal kedaluwarsa secara khusus, menurut Sekretariat Kabinet.

Negara tersebut telah meningkatkan donasi vaksin AstraZeneca, yang digunakan terbatas untuk kelompok usia yang lebih tua, dalam rangka meminimalkan pemborosan.

Tokyo dinilai perlu mempertimbangkan opsi serupa untuk kelebihan pasokan yang akan segera terjadi.

Produsen vaksin virus corona diperkirakan akan menghasilkan 12,2 miliar dosis pada akhir tahun ini, cukup untuk menyuntik sepenuhnya seluruh populasi dunia yang berusia 12 tahun ke atas.

Tetapi banyak dari pasokan ini telah dijanjikan ke negara-negara maju, dan kampanye vaksinasi di negara-negara berkembang akan terus tertinggal tanpa pengaturan pembagian yang terencana dengan baik.

Lebih dari 300 juta dosis telah dikirimkan melalui COVAX hingga saat ini, jauh di bawah target awal 2 miliar pada akhir tahun.

Batu sandungan lainnya melibatkan jaringan logistik rantai dingin yang belum berkembang di negara-negara berkembang. Ekonomi maju juga perlu memberikan dukungan di bidang ini.

Malawi membakar 20.000 dosis kedaluwarsa pada bulan Mei, dan Republik Demokratik Kongo mengembalikan 1,3 juta dosis vaksin yang berisiko kedaluwarsa sebelum dapat diberikan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co