GenPI.co - Badai pandemi covid-19 merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak. Termasuk, para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam perang melawan pandemi dengan penyakit bernama lain SARS-CoV-2 ini.
Tak hanya soal pengobatan, para tenaga kesehatan juga harus menangani pemulasaran pasien meninggal akibat covid-19.
Namun, pemulasaran pasien meninggal bukanlah perkara yang mudah. Tak banyak tenaga kesehatan yang memiliki keberanian dan keteguhan hati untuk menjalani tugas pemulasaran jenazah.
Pengalaman itu dibagikan oleh perawat RS Muhammadiyah Babat Lamongan Imam Rifai dalam kegiatan World Vaccine Update Episode 43, Senin (15/11).
Imam mengatakan bahwa RS Muhammadiyah Babat merupakan rumah sakit terbesar dan terlengkap di Kecamatan Babat.
“Namun, kami hanya punya 50-an tempat tidur, sehingga sangat kesulitan dalam menangani lonjakan kasus covid-19,” katanya.
Menurut Imam, ada 79 jenazah yang pemulasarannya dilakukan di RS Muhammadiyah Babat sejak Juli 2021.
Keterbatasan fasilitas dan SDM membuat RS Muhammadiyah Babat meminta bantuan dari rumah sakit lain di wilayah Babat, Lamongan.
“Kami meminta bantuan kepada semua nakes yang mempunyai keberanian untuk menjadi anggota pemulasaran. Satu demi satu nakes kami beri informasi cara pemulasaran jenazah,” ungkapnya.
Pemberian informasi dan wawasan itu dilakukan lewat diklat yang harus dilakukan para tenaga kesehatan sebelum melakukan pemulasaran jenazah.
“Akhirnya, satu per satu nakes mulai berkeinginan untuk membantu tim pemulasaran jenazah,” tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News