GenPI.co - Gorengan seakan sudah menjadi menu wajib masyarakat Indonesia saat waktu berbuka puasa tiba.
Pasalnya, gorengan dianggap nikmat dan praktis untuk disantap menjadi takjil buka puasa.
Namun, berbuka puasa dengan menyantap gorengan ternyata bukan kebiasaan yang baik.
Dokter Umum Novita mengatakan bahwa kandungan lemak dan minyak ada dalam gorengan sangat sulit dicerna.
“Hal tersebut bisa diperparah jika minyak untuk menggoreng sudah dipakai berkali-kali,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (3/4).
Novita mengungkapkan bahwa gorengan juga tak baik disantap sebagai menu utama saat berbuka puasa.
Pasalnya, perut seseorang saat hendak berbuka puasa ada dalam keadaan kosong.
Hal itu bisa membuat pencernaan harus bekerja ekstra untuk dapat mengolah lemak yang terkandung dalam gorengan.
"Proses mengolah gorengan dalam tubuh membutuhkan waktu yang lama. Hal itu membuat saluran pencernaan jadi lebih lambat untuk mengolah zat gizi dari makanan lain," ungkapnya.
Selain itu, mengkonsumsi gorengan juga tidak akan cepat merasa kenyang.
“Kondisi tersebut belum termasuk dampak buruk mengonsumsi gorengan untuk menu buka puasa secara berkala,” paparnya.
Novita menuturkan bahwa dampak buruk gorengan terhadap kesehatan akan menimbulkan efek yang berbeda-beda tiap orang.
"Mulai dari saluran pencernaan yang sensitif, asam lambung meningkat, sembelit, rasa gatal, jantung, pemicu kanker, hingga stroke," tuturnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News