Bahaya Sering Chatting, Bisa Kena Sindrom Smartphone Pinky

29 Agustus 2022 15:30

GenPI.co - Sering chatting alias berkomunikasi lewat pesan teks ternyata berbahaya untuk kesehatan. Sebab, kamu bisa kena sindrom smartphone pinky.

Setiap orang rata-rata menghabiskan lebih dari lima jam sehari dalam menggunakan ponsel pintar.

Dalam dua tahun terakhir selama masa pandemi, tentu jumlah jam penggunaannya lebih meningkat.

BACA JUGA:  Kepribadianmu Bisa Terungkap dari Cara Menggenggam Smartphone

Penggunaan ponsel pintar secara berlebihan bisa menyebabkan kelainan pada jari, khususnya kelingking alias pinky finger.

Sebab, jari kelingking menanggung berat ponsel selama berjam-jam dan ini mengarah pada suatu kondisi yang membuat terus menekuk dan disebut sebagai sindrom smartphone pinky.

BACA JUGA:  Bukan dari Microsoft, Bill Gates Malah Punya Smartphone Android

Selain itu, chatting juga menyebabkan jempol dan jari lainnya menjadi lebih sering digunakan melalui gerakan yang berulang.

Dalam jangka pendek, hal ini menyebabkan hipermobilitas sendi yang lebih kecil di sekitar jari. Ligamen di sekitar ibu jari pun sedikit demi sedikit menjadi stres.

BACA JUGA:  Bill Gates Prediksi Teknologi Ini Bisa Gantikan Smartphone

Sementara itu, untuk jangka panjang, penggunaan jari yang berlebihan menyebabkan stres berulang-ulang.

Akhirnya, dapat menyebabkan osteoartritis, karena tulang rawan di antara sendi mulai merosot.

Ketika radang sendi terjadi di jari, ada kemungkinan terjadi pembentukan tulang berlebih di sekitar sendi, yang kemudian dapat menyebabkan pembesaran atau deformasi jari.

Untuk mencegah terjadinya smartphone pinky, hindarilah menggunakan ponsel pintar terlalu sering.

Jika kamu terpaksa untuk melakukannya, aturlah durasi yang lebih pendek atau pastikan jari beristirahat setelah beberapa menit penggunaan.

Berilah durasi waktu antara SMS, WhatsApp dan bermain gim. Sebisa mungkin kurangilah durasi memegang ponsel.

Alih-alih mengetik, gunakanlah swipe keyboard atau voice note untuk tulisan yang panjang. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co