GenPI.co - Spesialis bedah vaskular RS Pondok Indah dr. Febiansyah Kartadinata Rachim mengatakan bahwa perempuan lebih berisiko terkena varises.
Menurut Febiansyah, data menunjukkan bahwa 81,3 persen penderita varises adalah perempuan.
Salah satu faktor penyebabnya ialah penggunaan sepatu hak tinggi yang membuat tekanan di betis terlalu tinggi dan mengakibatkan sirkulasi darah jadi tidak lancar.
“Selain itu, faktor risiko dari varises juga dipengaruhi oleh kehamilan,” ujarnya, dilansir dari Antara, Selasa (22/11).
Meskipun begitu, Febiansyah menjelaskan sebetulnya angka kejadian kasus varises hampir sama.
Namun, data menunjukkan lebih banyak perempuan, karena mereka cenderung lebih peduli dan segera berobat ketika timbul gejala varises.
“Gejala yang patut diwaspadai adalah adanya pelebaran pembuluh darah vena di kaki, kemudian muncul bengkak di pergelangan kaki,” paparnya.
Lebih lanjut, Febiansyah meminta masyarakat waspada saat kaki mudah kram dan nyeri.
Menurut Febby, hal itu terjadi karena "racun" yang harusnya dialirkan ke jantung malah menumpuk di kaki akibat gangguan sirkulasi.
Akibatnya, warna kulit jadi semakin gelap dan menyebabkan kulit kering, gatal-gatal dan pada akhirnya ketika timbul luka, proses penyembuhannya jadi semakin lama.
“Namun, belum tentu gejala tersebut memastikan seseorang varises,” tuturnya.
Untuk mendapatkan jawaban pasti, kata Febiansyah, seseorang harus menjalani pemeriksaan.
“Dokter akan memerikas kondisi katup di pembuluh vena dengan Doppler Ultrasonography, sehingga diketahui apakah orang tersebut benar terkena varises atau tidak,” ungkapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News