Ini Dia Kenali Penyebab dan Penanganan Penyakit Diare, Mohon Jangan Anggap Sepele!

07 Desember 2022 19:30

GenPI.co - Penyakit diare kerap kali dialami anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia (lanjut usia).

Penyakit ini membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan kondisi tinja yang encer atau berair.

Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Kristia Avi Ardiani mengatakan hampir semua orang pernah mengalami diare, karena memang dari penyebabnya bisa karena infeksi atau tidak cocok dengan makanan.

BACA JUGA:  Untuk Bunda, Pakai 3 Bahan Alami Obati Diare si Kecil Tanpa Obat

"Jadi memang akan mudah dialami oleh semua orang," ujar dr. Kristia Avi Ardiani, dalam keterangannya, yang diterima GenPI.co, Rabu (7/12/2022).

Ada dua tipe diare, pertama, diare akut, yakni terjadi kurang dari dua minggu, yang biasanya disebabkan oleh makanan terkontaminasi atau infeksi virus, bakteri, atau parasit.

BACA JUGA:  Ada di Dapur, 3 Bahan Alami ini Bantu Atasi Diare Pada Anak

Penyebab lainnya, perubahan pola asupan, yakni sistem pencernaan belum terbiasa dengan asupan yang baru dikonsumsi, misalnya diare karena pertama kali minum susu.

Pada kondisi ini, diare bisa sembuh dengan sendirinya, namun jika disebabkan infeksi, butuh penanganan.

BACA JUGA:  Selain Air Kelapa, 2 Bahan Herbal ini Bantu Tuntaskan Diare pada Anak

Kedua, diare kronis, yakni terjadi selama lebih dari dua minggu.

Penyebabnya, malabsorbsi atau gangguan penyerapan, misalnya orang-orang yang memiliki intoleransi gluten, laktosa, fruktosa.

Selain itu, bisa juga karena penyakit yang terdapat peradangan di saluran cerna, seperti IBD (Inflammatory Bowel Disease) atau IBS (Irritable Bowel Syndrome).

Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia diharapkan harus ada manajemen lifestyle dan makanan yang dikonsumsi.

"Gangguan saluran cerna yang terjadi secara kronik pun memerlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Diare pun bergantung pada daya tahan tubuh," jelas dr. Avi.

Diare juga perlu diwaspadai ketika berlangsung lebih dari tiga hari, dan sudah dibantu dengan oralit tapi gejalanya tidak membaik atau semakin parah.

Ditambah lagi jika ada tambahan gejala lain, seperti demam, mual, muntah, sakit perut, perut terasa keram, tiba-tiba BAB-nya ada lendir atau darah, maupun berkali-kali BAB, karena kondisi tersebut memungkinkan diare disebabkan infeksi.

"Kalau diare, yang perlu diwaspadai adalah jangan sampai terjadi dehidrasi, karena saat diare banyak cairan tubuh yang hilang, karena keluar terus lewat feses. Cairan tubuh juga hilang beserta elektrolit-elektrolit yang memang untuk tubuh. Jadi caranya, minum air yang cukup, air putih atau ditambah cairan oralit yang mengandung garam dan gula," papar dia.

Sementara, apabila cairan oralit tidak membantu maka bisa ditambahkan obat-obatan mengandung adsorben untuk menghentikan diare, misalnya ada attapulgite, pectin, karbon aktif, bismuth. Salah satunya, Entrostop milik Kalbe Farma, yang telah berusia 50 tahun, karena obat ini mengandung attapulgite.

"Entrostop saat ini punya tiga varian, yang paling pertama itu Entrostop tablet, kandungannya ada attapulgite dan pectin. Teman-teman bisa konsumsi Entrostop tablet ini ketika sudah tiga kali atau lebih bolak balik ke toilet dan fases berbentuk cair," tambah Brand Manager Entrostop, Metti Nurmalasari.

Kemudian, ada juga Entrostop herbal anak dengan rasa manis.

Komposisi obat cair ini dari bahan herbal, yakni daun jambu biji, daun the, jahe, serta kunyit, untuk menyembuhkan diare dan perut terasa hangat.

Selain itu, varian ketiga, Entrostop herbal cair untuk orang dewasa, yang merupakan inovasi pertama di Indonesia sebagai obat diare berbentuk cair.

"Entrostop cair ini sachet, jadi mudah dibawa ke mana pun apalagi ketika liburan atau jalan-jalan. Nah, karena minum obat diare itu harus ketika muncul gejala, perlu stok karena memang tidak tahu kapan diare menyerang," tuturnya.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co