GenPI.co - Kepala Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah menerima laporan mengenai 636 kasus batuk rejan di Inggris dan Wales sejauh ini pada tahun 2024.
Dilansir Daily Mail, jumlah ini menandai jumlah korban jiwa terbesar dalam tiga minggu pertama tahun ini sejak pencatatan serupa dimulai, dengan angka dua setengah kali lebih besar dibandingkan sebelum pandemi.
Lonjakan virus yang menyebabkan batuk sulit dihilangkan ini terjadi di tengah merosotnya tingkat vaksinasi.
Penggunaan suntikan enam-dalam-satu, yang diberikan kepada bayi dalam beberapa bulan pertama kehidupannya, berada pada titik terendah sepanjang masa.
Para ahli hari ini memperingatkan bahwa lonjakan tersebut merupakan sebuah peringatan dan mendesak UKHSA untuk menemukan cara baru untuk mendorong orang tua agar memvaksinasi bayi.
Pejabat kesehatan memperingatkan bahwa infeksi ini pada awalnya sulit dibedakan dari pilek, dengan gejala pertama biasanya berupa pilek dan sakit tenggorokan.
Namun sekitar seminggu kemudian, penderita mungkin mengalami serangan batuk yang berlangsung beberapa menit, kesulitan bernapas setelah batuk, dan mengeluarkan suara 'teriakan' di antara batuk.
Tanda-tanda pertusis lainnya, seperti yang dikenal secara medis, termasuk keluarnya lendir kental yang dapat menyebabkan muntah dan wajah menjadi merah.
Petugas medis harus melaporkan setiap kasus dugaan penyakit menular tertentu, seperti batuk rejan, campak, dan cacar.
Angka menunjukkan 636 kasus dugaan telah dilaporkan ke UKHSA pada 21 Januari. Sebagai perbandingan, angka tersebut hanya berjumlah 29 kasus pada tiga minggu pertama tahun 2023.
Angka tersebut bahkan lebih rendah lagi pada tahun 2022 (26) dan 2021 (6), ketika pembatasan akibat Covid menggagalkan penyebaran penyakit lainnya.
Lonjakan kasus batuk rejan terjadi ketika Inggris sedang berjuang melawan wabah campak, yang oleh UKHSA dinyatakan sebagai insiden nasional setelah kasus-kasus tersebut melonjak di wilayah barat Midlands ke tingkat tertinggi sejak tahun 1990-an.
Dr David Elliman, konsultan dokter anak komunitas di Rumah Sakit Great Ormond Street, mengatakan kepada MailOnline bahwa pihaknya telah melihat peningkatan kasus campak dan sekarang tampaknya kasus pertusis (batuk rejan) meningkat.
Dia mencatat bahwa batuk rejan sangat berbahaya bagi bayi kecil, yang paling terlindungi melalui vaksinasi pada ibu hamil.
"Munculnya penyakit-penyakit ini merupakan peringatan bagi seluruh program vaksinasi," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News