GenPI.co - Sebanyak 88 kasus cacar monyet (Mpox) terjadi di Indonesia hingga Sabtu (17/8).
Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudhi Pramono mengatakan periode dengan kasus cacar monyet terbanyak terjadi pada Oktober 2023.
Yudhi menjelaskan dari jumlah tersebut, 87 kasus dinyatakan sembuh.
"Dari 54 kasus ini seluruhnya varian Clade IIB. Clade II ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual," kata Yudhi, Senin (19/8).
Yudhi membeberkan sebanyak 54 dari 88 kasus ini memenuhi kriteria untuk Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mengetahui varian virusnya.
Di sisi lain, kasus cacar monyet ini sebanyak 59 tersebar di DKI Jakarta, 13 di Jawa Barat, 9 di Banten, 3 di Jawa Timur, 3 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan 1 di Kepulauan Riau (Kepri).
Dia menyebut ada 2 Clade Monkeypox (Mpox) virus, yakni Clade I berasal dari Afrika Tengah (Congo Basin) dengan subclade 1a.
Adapun subclade 1a ini mempunyai angka fatalitas (CFR) lebih tinggi daripada clade lain.
Selain itu, varian penyakit ini ditularkan melalui beberapa mode transmisi.
Sedangkan subclade 1b ditularkan sebagian besar dari kontak seksual dengan CFR 11%.
Selanjutnya Clade II berasal dari di Afrika Barat dengan subclade IIa dan IIb dengan CFR 3,6%.
Clade II mempunyai CFR rendah dengan kasus sebagian besar berasal dari kontak seksual pada saat wabah pada 2022.
Sementara itu, dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Prasetyadi Mawardi mengatakan varian Mpox Clade I, baik 1a maupun 1b, belum terdeteksi di Indonesia.
Varian yang ditemukan di Indonesia adalah varian Clade II.
"Clade I memang menurut refleksi angka fatalitas rate-nya relatif lebih tinggi dibanding Clade II, terus kemudian varian ini biasanya disebabkan oleh kontak erat, tidak melulu seksual kontak," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News