Mendadak Ferdinand Beber Babi Jadi Alat Kadrun Serang Jokowi

11 Mei 2021 07:40

GenPI.co - Mantan Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mendadak mengkritik orang-orang yang nyinyir terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal Babi Panggang atau Bipang Ambawang. 

Hal tersebut diungkapkan Ferdinand Hutahaean di lini massa Twitter-nya, lantaran banyak orang yang menyerang Jokowi saat mempromosikan Bipang Ambawang sebagai oleh-oleh Lebaran.

BACA JUGA: 2 Pendiri OPM Blak-blakan Bongkar Papua, KKB Teroris Makin Resah

Ferdinand Hutahaean blak-blakan menyebut oposisi bodoh. Bahkan, Ferdinand Hutahaean menyebut Babi jadi teman dan alat Kadrun untuk serang Jokowi.

Eks anak buah Susilo Bambang Yudhoyono ini beranggapan ramainya kritik promosi babi panggang yang dipromosikan Jokowi digunakan untuk menyerang presiden. 

bipang ambawang,Oleh sebab itu, Ferdinand Hutahaean menyindir oposisi zaman kepemimpinan Jokowi tidak cerdas.

"Apakah hari ini babi akan masih jadi senjata menyerang Presiden?" jelas Ferdinand Hutahaean, Senin (10/5).

BACA JUGA: Mendadak Analis Politik Ini Bongkar Amien Rais, Kontroversial...

"Tak salah kalau saya pernah tweet bahwa oposisi jaman sekarang ini bodoh-bodoh!" sambungnya.

Dalam cuitannya, Ferdinand mengatakan bahwa Kadrun menggunakan isu babi ini untuk menyerang Jokowi.

"Akhirnya Babi jadi teman dan alat Qadrun menyerang Jokowi," cuit Ferdinand pada Minggu (9/5).

Ferdinand Hutahaean merupakan salah satu orang yang tidak mempersoalkan dan bahkan mendukung promosi kuliner khas daerah yang dilakukan Presiden Jokowi.

Sebelumnya, promosi kuliner itu dipersoalkan karena dianggap merekomendasikan babi panggang (bipang) ambawang untuk menjadi makanan lebaran, perayaan terbesar umat Islam.

Namun, Ferdinand menilai bahwa langkah Jokowi itu adalah untuk mempromosikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Oleh sebab itu, ia meminta agar masyarakat tidak menyerang Presiden atas pidatonya mempromosikan makanan khas daerah tersebut.

"Tak perlu harus membully Presiden Jokowi yang mempromosikan makanan khas tradisional sebuah daerah. Promosi itu tentu dipahami Presiden untuk kalangan tertentu, bukan berarti menyuruh semua orang membelinya apalagi yang mengharamkan makanan tertentu," jelasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co