Akhirnya Novel Baswedan Blak-blakan, Sebut Sewenang-wenang

17 Mei 2021 16:35

GenPI.co - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menilai Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menjadi alat untuk menyingkirkan 75 pegawai yang kritis dan berintegritas.

"Ini upaya terakhir untuk mematikan KPK. Alasan utama 75 pegawai protes karena setiap upaya untuk mematikan KPK harus dilawan, dan memberantas korupsi adalah harapan masyarakat," ujarnya setelah dikonfirmasi GenPI.co, Senin (17/5).

BACA JUGA: Pengamat Bongkar Skenario Novel Baswedan, Ada yang Lebay

Tidak hanya itu, Novel Baswedan lantas menilai penonaktifan tersebut sangat ironis. Sebab, menurutnya, hal ini dilakukan oleh Pimpinan KPK sendiri.

Novel bahkan juga tak akan tinggal diam dengan keputusan pimpinan KPK yang menonaktifkan 75 kru Antirasuah.

"Sikap kami jelas, kami akan melawan," ujar Novel.

Tidak hanya itu, Novel juga mempertanyakan alasan Firli Bahuri yang memintanya menyerahkan tugas dan tanggung jawab sesegera mungkin setelah dinonaktifkan.

"Ini asesmen, lho, bukan penyaringan, bukan seleksi. Artinya tidak akan putus dan tindakan itu bisa dilihat sebagai tindakan yang sewenang-wenang," kata Novel.

BACA JUGA: Mendadak Politikus PDIP Bongkar Novel Baswedan: Kena Azab...

Novel Baswedan juga menilai surat keputusan (SK) terkait penonaktifan awak antirasuah tampak sewenang-wenang.

Sebab, menurutnya, ada tindakan-tindakan kelebihan melebihi kewenangan yang dimiliki.

Sebelumnya, diketahui Novel Baswedan mengatakan bahwa surat keputusan tersebut bukan pemberhentian, melainkan untuk melepaskan tugas dan tanggung jawab (nonjob) kepada atasan.

“Namun, isinya justru meminta agar pegawai dimaksud menyerahkan tugas dan tanggung jawab (nonjob). Menurut saya adalah tindakan ketua KPK yang sewenang-wenang,” ujar Novel Baswedan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co