GenPI.co - Akademisi politik Kris Nugroho turut berkomentar terkait pernyataan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto yang mengatakan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah kelewatan dan terlalu berambisi untuk menjadi presiden.
Menurut Kris, elektabilitas Ganjar yang tinggi tak bisa disalahkan langsung ke mantan anggota DPR RI periode 2009-2013 itu, apalagi sampai dibilang kelewatan.
BACA JUGA: Pengamat Bongkar Penyebab Ganjar Pranowo Digoyang PDIP, Ternyata!
“Elektabilitas Ganjar yang tinggi bukanlah kesalahan yang fatal. Kecuali kalau Ganjar melanggar AD/ART partai, maka itu baru bisa dikatakan sebagai kelewatan,” ujarnya kepada GenPi.co beberapa waktu lalu.
Kris menilai Ganjar adalah kader PDIP terbaik saat ini. Pasalnya, Ganjar telah berkontribusi besar dalam mendukung kemenangan PDIP pada beberapa pemilu sebelumnya.
“Dia telah berkontribusi besar untuk PDIP pada pemilu, terutama di level pilgub, pileg, hingga pilpres. Ganjar itu aset yang besar bagi PDIP,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Kris mengatakan bahwa cara stigmatisasi kader internal PDIP kepada Ganjar itu vulgar.
BACA JUGA: Ganjar Kian Moncer, Denny Siregar: PDIP Bakal Pilih Trah Soekarno
“Kegagalan mengelola konflik justru merugikan PDIP. Sebab, jika manuver yang sekarang ini gagal, lalu ada pihak-pihak yang menganggap Ganjar sengaja dikorbankan dan disingkirkan, justru Ganjar yang akan mendapat simpati dan dukungan besar,” katanya.
Pengajar di Universitas Airlangga itu memaparkan bahwa elektabilitas Ganjar yang tinggi jika tak didukung oleh PDIP, maka hal itu bisa merugikan partai berlogo banteng itu.
Pasalnya, suara masyarakat yang sudah dikantongi Ganjar tentu akan membuat partai politik lain meliriknya untuk dicalonkan pada Pilpres 2024.
“Bisa saja karena suara kepada Ganjar besar dan disingkirkan, maka ada partai politik lain yang meminangnya,” paparnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News