Kapitra Ampera Mendadak Blak-blakan: Ada Taliban di KPK

06 Juni 2021 06:40

GenPI.co - Politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Kapitra Ampera blak-blakan mengaku pernah melihat jawaban peserta Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai KPK.

Kapitra Ampera yang pernah menjadi kuasa hukum Habib Rizieq Shihab ini mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam acara Mata Najwa dengan topik "KPK atas Nama Pancasila".

"Saya pernah membaca dari jawaban orang-orang yang dites itu. Itu ada mengatakan bahwa betul ada Taliban (di KPK)," jelas Kapitra Ampera dikutip GenPI.co, Sabtu (5/6).

BACA JUGA:  Sangat Berbahaya! Saat Minum Kopi Jangan Mengonsumsi 6 Menu Ini

Merespons pengakuan tersebut, Najwa Shihab pun menanyakan siapa saja pegawai KPK yang dituding oleh Kapitra Ampera tergolong kelompok Taliban.

Diketahui Taliban adalah sebutan untuk kelompok radikal Islam dan disebut-sebut kelompok tersebut berada di lembaga antirasuah.

BACA JUGA:  Emosi Kuasa Hukum Habib Rizieq Memuncak, Sebut Presiden Jokowi...

Namun sayangnya, Kapitra Ampera tidak bersedia membocorkan identitas pegawai KPK tersebut.

"Saya tidak sebut namanya, tapi saya punya datanya. Ada beberapa orang," tegas Kapitra Ampera.

"Saya punya bukti akurat tentang itu dan mereka mengatakan: Saya tidak pernah takut dengan siapapun kecuali Allah, termasuk dengan pimpinan," sambungnya.

Sementara itu, penyidik KPK yang tidak lolos TWK, March Falentino, merespons pernyataan Kapitra Ampera soal Taliban.

March menanyakan apakah Kapitra Ampera pernah melihat rekaman peserta TWK mulai dari awal sampai akhir.

"Sorry bang, begini Bang. Abang pernah enggak lihat satu saja rekaman audio video, dari satu saja peserta, dari awal sampai selesai? Itu saja, jawab!" tanya March.

"Enggak pernah saya dan enggak tahu. Mau tahu dari mana?" ungkap Kapitra Ampera.

Kapitra Ampera menjawab bahwa dirinya tidak ingin melihat apa pertanyaannya, tapi substansi dari yang ditanya.

Ia juga menduga bisa saja pertanyaan kontroversial dibuat untuk menguji mental pegawai KPK.

"Maksudnya mungkin dilihat karena KPK ini lembaga penegak hukum, bagaimana kalau dia (mendapat) tekanan, keluar dari tekanan itu," ujar Kapitra Ampera.

"Sekarang gini deh sederhana saja, pasti Anda mengatakan bahwa kalian sengaja dikeluarkan. Oke saya ingin katakan, orang kalau sudah enggak mau pakai, kenapa bertahan?" imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co