Akademisi: Rahasia Taklukkan Pemerintahan Jokowi, Emak-emak Harus

19 Juni 2021 04:20

GenPI.co - Akademisi ilmu pemerintahan Rochendi blak-blakan mengaku khawatir bahwa generasi muda Indonesia tak memiliki mental sekuat dengan masyarakat angkatan sebelumnya.

Oleh karena itu, mungkin saja generasi muda Indonesia berpotensi untuk "dikerjai" oleh pemerintah.

"Zaman sudah berbeda dan mereka mungkin nggak punya daya juang yang tinggi," jelas Rochendi kepada GenPI.co. Senin (14/6).

BACA JUGA:  Minum Air Kelapa Hijau Campur Madu Khasiatnya Mencengangkan

Rochendi mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh sistem pendidikan di Indonesia sudah dilemahkan dalam upayanya membentuk mental yang kuat.

"Secara psikologis anak-anak ini dilemahkan. Ketika mereka berdebat atau berpendapat, dianggapnya malah melawan," ungkapnya.

BACA JUGA:  BEM SI Unjuk Rasa: Akhirnya Kami Sadar, Firli Bahuri Harus Mundur

Hal itu membuat para generasi muda Indonesia menghindari perdebatan dan perbedaan pandangan.

Menurut pengajar di Universitas Sutomo Serang itu, ketika generasi muda tidak setuju dengan suatu hal, mereka cenderung akan langsung pergi begitu saja.

"Itulah yang membuat para emak-emak berusaha membela dan vokal dalam demonstrasi untuk mengkritik dan melawan pemerintah," bebernya.

Rochendi pun memaparkan bahwa aparat penegak hukum tidak bisa bertindak keterlaluan jika emak-emak yang pasang badan dalam demonstrasi.

"Masak mereka mau diberangus dan dihabisi juga sama pemerintah? Apa mereka bisa tega seperti itu?"

Namun, menurut Rochendi, ternyata ini rahasia yang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk mengkritik pemerintahan Jokowi secara efektif.

Menurutnya, emak-emak harus ikut turun dan terlibat aktif dalam melontarkan kritik ke pemerintahan saat ini.

"Mereka harus turut serta ke jalanan untuk melakukan demo," bebernya.

Rochendi pun mengatakan bahwa sebenarnya di tiap kegiatan demonstrasi, pasti akan ditemui sejumlah emak-emak.

"Mereka ikut hadir, mulai dari aksi yang tuntutannya macam-macam hingga Aksi 212," ujar Rochendi.

Rochendi memaparkan bahwa emak-emak itu sangat vokal dan militan. Mereka yang turun bahkan terdiri dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari yang lulusan sekolah hingga sarjana.

"Mereka mengaku bahwa perbuatannya itu tak dilakukan hanya untuk kepentingan individu dan kelompok, tapi juga untuk anak cucu mereka," jelasnya.

Rochendi menuturkan bahwa para emak-emak itu tak rela anak cucu mereka menjadi budak di negeri sendiri.

"Mereka juga memikirkan apakah mental anak cucu mereka akan sama dengan mereka. Sebab, zaman sudah berbeda," pungkasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co