Garuda Indonesia Minta Tolong, Akademisi Ungkap Hal Mengejutkan

18 Juli 2021 19:40

GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang memberikan pendapatnya terkait surat dari Serikat Bersama Garuda Bersatu (Sekber) yang berisi permintaan tolong kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Dalam surat tertanggal 12 Juli 2021 itu, Sekber mengatakan bahwa kondisi flag carrier Garuda Indonesia berada di ambang kebangkrutan.

Menurut Ngorang, hampir semua BUMN dikelola dengan semena-mena. Pasalnya, para petinggi BUMN merasa bahwa yang mereka kelola itu adalah uang negara.

BACA JUGA:  Garuda Indonesia Parah, Saran Anggota DPR Boleh Dicoba

“Hal itu membuat mereka tak menyisihkan keuntungan perusahaan untuk dana darurat,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (18/7).

Ngorang mengatakan bahwa para petinggi BUMN kerap tak memikirkan bagaimana cara untuk menyisihkan keuntungan supaya bisa bertahan ketika dilanda guncangan ekonomi yang buruk.

BACA JUGA:  Serikat Bersama Garuda Bersatu: Pak Jokowi, Tolong...

“Mereka tak peduli dan hanya berpikir bagaimana cara untuk menghabiskan uang negara,” katanya.

Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu menilai para petinggi BUMN hanya peduli untuk menghabiskan APBN dalam menjalankan bisnis.

“Itu mereka lakukan sembari menerima gaji dan tunjangan besar dari negara,” ungkapnya.

Ngorang mengatakan bahwa uang modal untuk BUMN akhirnya habis, karena tak berusaha menghimpun keuntungan.

Menurutnya, jikalau memang mendapat keuntungan, hasilnya tidak dikembalikan lagi ke negara.

“Uang itu harusnya dipertanggungjawabkan kepada negara,” katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co