GenPI.co - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengkritik keadaan Indonesia seperti lagu Syahrini.
Sebab, seiring dengan Amandemen UUD 1945 yang mengubah peran MPR dan presiden pascareformasi 1998, Indonesia dianggap tidak lagi menggunakan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Sebagai gantinya, Indonesia menggunakan pedoman RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang), yang mana diikuti pula dengan rencana menengah sesuai presiden terpilih.
Mu'ti membeberkan, keadaan seperti ini tidak ideal bagi konsistensi kebijakan publik.
"Istilahnya maju mundur, seperti ungkapan Syahrini itu 'maju mundur cantik'," katanya.
Jadi, karena mengejar cantik, kebijakan yang diambil pun sering kali populis. Efeknya menjadi maju mundur, tetapi kadang nggak maju-maju.
Mu'ti mengatakan, Muhammadiyah tidak mengusulkan GBHN balik lagi, tetapi perlu ada semacam konsep seperti itu.
Sekum Muhammadiyah lantas mencontohkan Amerika Serikat yang masih menggunakan GBHN.
"Mau yang terpilih Joe Biden atau siapa saja, haluan politik Amerika tetap sama. Mungkin yang beda cara nyetirnya saja," katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News