GenPI.co - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon blak-blakan menyentil pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Hal tersebut diungkapkan Fadli Zon dalam cuitan dari akun Twitter @fadlizon, Minggu (29/8).
Fadli Zon menilai, pernyataan BNPT yang menyebut kelompok Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan dengan cara yang tidak demokratis.
Menurut Fadli Zon, tidak perlu jauh mencari pemerintah yang berkuasa di sebuah negara direbut dengan cara yang tidak demokratis.
"Tak usah jauh-jauh," jelas Fadli Zon.
Anggota DPR RI pun mencontohkan salah satu negara yang kekuasaan pemerintahnya direbut dengan cara yang tidak demokratis adalah Thailand.
Fadli Zon mengungkapkan militer Thailand merebut kekuasaan Pemerintah Myanmar yang sah dengan cara kudeta pada tahun 2014.
"Militer Thailand beberapa tahun lalu rebut kekuasaan dengan cara kudeta," ungkapnya.
Tak hanya Thailand, Fadli Zon juga mengatakan kudeta terhadap pemilu yang demokratis pun pernah terjadi di Myanmar.
Dia menuturkan militer Myanmar melakukan kudeta tersebut pada 1 Februari 2021 lalu.
"Lalu 1 Februari 2021, militer Myanmar kudeta pemilu yang demokratis," ujar Fadli Zon.
Walaupun pemerintahan yang sah dikudeta oleh militer di dua negara tersebut, dia menyampaikan Pemerintah Indonesia tidak memprotes hal itu.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia telah mengakui kudeta Thailand.
Bahkan sempat mengundang Panglima Junta Militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 24 April 2021 lalu.
"Apakah kita protes? Mengakui pemerintahan kudeta Thailand. April lalu juga undang-undang Jenderal yang kudeta Myanmar," kata Fadli Zon.
Oleh sebab itu, Fadli Zon justru mempertanyakan sikap BNPT yang takut dengan cara-cara yang dilakukan oleh Taliban untuk merebut kekuasan di Afghanistan.
Pasalnya, beberapa negara yang telah disebutkan juga merebut kekuasaan dengan cara yang tidak demokratis dan tetap diakui oleh pemerintah.
"Kok takut Taliban?" tanyanya.
Sebelumnya, melalui akun Twitter @BNPTRI, BNPT mencuitkan pernyataan mengenai cara Taliban merebut kekuasaan yang disebut tidak demokratis.
Kemudian, BNPT menyatakan berbagai tokoh di Indonesia mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News