GenPI.co - Sosok pengganti Panglima TNI masih menjadi teka-teki. Namun, sejumlah nama calon pengganti Marsekal Hadi sudah mencuat ke publik.
Nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo disebut-sebut jadi kandidat pengganti.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha mengatakan dua sosok dari tiga nama tersebut bisa menjadi pemegang kekuasaan.
“Bisa juga misalnya presiden Jokowi mengambil jalan tengah. Andika jadi panglima TNI, wakilnya Yudo. Begitu Andika habis (pensiun), nanti Yudo lagi yang diusulkan,” kata Syaifullah di kawasan Parlemen, Jakarta, Kamis (16/9).
Sesuai aturan, KSAD Jenderal Andika akan pensiun November tahun 2022.
“Kalau Pak Yudo KSAL juga tidak berumur lama kalau jadi panglima TNI. Dia 2023 juga pensiun,” tambahnya.
Politikus PPP itu mengatakan, dalam ketatanegaraan di Indonesia ini Panglima TNI itu tidak otomatis bisa diberhentikan dan diangkat. Sebab, harus melalui persetujuan DPR.
“Pengangkatan dan pemberhentiannya itu harus melalui persetujuan DPR. Saya pikir tidak akan terlalu sulit bagi Presiden Jokowi untuk mengusulkan nama itu ke DPR,” ucapnya.
Namun, menurut Syaifullah, siapa pun Panglima TNI-nya juga menghadapi tantangan menyangkut laut China Selatan.
“Negara Republik Indonesia berpegang dari unclos dari 1982 bahwa Natuna menjadi bagian dari negara NKRI,” ucapnya.
Namun China tidak mengakui adanya UNCLOS itu. China lebih berpendapat bahwa sejak tahun 1947 itu adalah bagian dari sembilan garis putus bagi nelayan mereka melaut. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News