Ketahui Cara Menilai Survei Elektabilitas yang Valid

19 September 2021 19:30

GenPI.co - Menuju Pilpres 2024, berbagai lembaga survei berlomba-lomba menyusun survei elektabilitas.

Nama-nama calon presiden bermunculan, memicu opini publik. Namun, bagaimana mengukur validitas hasil survei elektabilitas ini?

Untuk mengetahuinya, masyarakat perlu memahami mana hasil survei yang valid dan mana yang masih dipertanyakan hasilnya.

BACA JUGA:  Hasil Survei Mengungkap Warga Antusias untuk Divaksinasi

Menurut Wildan Hakim, Dosen Political Public Relations di Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia, survei elektabilitas patut dipertanyakan validitasnya ketika lembaganya tidak dikenal.

“Pemeriksaan paling mudah ialah dengan mempertanyakan, apakah lembaga survei tersebut terdaftar ke dalam Persepi (Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia),” kata Wildan dalam wawancaranya beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:  Lembaga Survei Capres Kian Menjamur, Hanya 38 yang Terverifikasi

Seluruh lembaga survei yang dinilai kredibel, lanjut dia, tergabung dalam wadah bernama Persepi ini.

Data terakhir menyebutkan, ada 38 lembaga survei yang terverifikasi dan tergabung dalam Persepi.

“Jadi, untuk menilai kredibilitas sebuah lembaga survei, indikator pertamanya bisa dengan melihat apakah lembaga survei tersebut tergabung dalam Persepi atau tidak,” tuturnya.

Wildan mengungkapkan, belum semua lembaga survei terdaftar ke dalam Persepi. Ketidakjelasan lembaga survei ini bisa juga dilihat nama lembaga yang seketika muncul, namun tidak memiliki laman versi yang bisa dijadikan sarana untuk memeriksa keberadaannya.

Selain itu, indikasi lain untuk menilai validitas hasil survei adalah ketika survei yang disajikan punya selisih hasil yang sangat jauh dari survei sejenis yang dilakukan oleh lembaga lain.

“Ilustrasinya begini, ada tiga lembaga survei yang menyatakan tokoh Y memiliki elektabilitas di angka 2,8%, 2,5%, dan 3%. Namun ada sebuah lembaga survei yang menyatakan bahwa elektabilitas tokoh Y berada di angka 5%,” Wildan mencontohkan.

Meski demikian, patut diakui saat ini survei elektabilitas memang masih menjadi salah satu cara untuk menghitung peluang kemenangan seorang tokoh politik dalam sebuah kontestasi.

Dia menjelaskan, sebelum kontestasi berlangsung pada hari yang telah ditetapkan, seluruh tim pemenangan membutuhkan gambaran awal tentang peluang kemenangan serta tingkat kesukaan publik pemilih maupun tingkat keterpilihannya.

“Boleh saja percaya terhadap hasil survei elektabilitas. Namun di sisi lain harus memahami bahwa hasil survei elektabilitas itu bersifat dinamis atau berpeluang untuk berubah dari waktu ke waktu,” papar Wildan.

Pasalnya, lanjut dia, pesan-pesan kepada masyarakat secara bertahap bisa mengubah awareness atau kesadaran publik terhadap tokoh politik, tingkat kesukaan, hingga tingkat elektabilitasnya. Hal ini turut mempengaruhi hasil survei. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co