GenPI.co - Akademisi politik Kris Nugroho memberikan pendapatnya terkait tanggal penyelenggaraan Pemilu 2024 yang masih digodok oleh pemerintah hingga hari ini.
Seperti diketahui, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, KPU, dan Bawaslu sudah dua kali melakukan Rapat Dengan Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI.
Namun, hingga hari ini tanggal Pilpres dan Pileg 2024 masih belum ditentukan, walaupun sudah ada beberapa opsi.
Salah satunya adalah 24 April 2024, mundur dari jadwal usulan KPU pada akhir Februari.
Menurut Kris, jadwal ideal untuk melakukan pilpres dan pileg sebenarnya memang pada Februari 2024.
“Sebab, jadwal itu juga memperhitungkan sisa waktu bulan untuk mengantisipasi molornya penetapan calon usai sengketa hasil,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (26/9).
Namun, Kris menilai jika pemilu diselenggarakan pada Februari, situasi politik di Indonesia akan panas sepanjang tahun.
"Dikhawatirkan suhu politik panasnya setahun penuh dan bisa mengganggu kinerja pemerintah," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kris juga memberikan komentar terkait anggaran Pemilu 2024 yang mencapai Rp86,2 T.
Pengajar di Universitas Airlangga itu mengatakan bahwa anggaran tersebut berjumlah dua kali lipat dari biaya Pemilu 2019 yang berjumlah Rp27 T.
“Kenaikan anggaran itu juga disebabkan dengan kenaikan harga barang-barang logistik untuk pemilu,” katanya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News