Timsel KPU dari Suksesor Jokowi, Ada Potensi Konflik Kepentingan

12 Oktober 2021 17:20

GenPI.co - Tim Seleksi alias Timsel Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebut ada potensi konflik kepentingan. Itu dipicu hadirnya suksesor Jokowi dalam Timsel.

Pengamat politik Ubedilah Badrun memberi tanggapan soal ini. Beberapa pihak menilai tim tersebut didominasi oleh orang lingkar istana dan pendukung Jokowi.

Hadirnya orang-prang ini dikhawatirkan bakal kurang independen.

BACA JUGA:  Netfid: Wakil Pemerintah di Timsel Anggota KPU-Bawaslu Berlebih

“Konflik kepentingan itu sangat mungkin terjadi jika tim seleksi pernah menjadi bagian penting dari tim sukses kontestan pemilu sebelumnya,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (12/10).

Dirinya juga mempersoalkan kehdiran sosok Timsel KPU yang dipilih oleh Jokowi. Salah satunya yakni sosok yang saat ini masih menjabat Deputi IV KSP.

BACA JUGA:  Perludem Soroti Eks Timses Jokowi di Tim Seleksi KPU-Bawaslu

“Dia, kan, merupakan mantan Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin,” katanya.

Selain itu menurutnya ada ketidaketisan karena ada sosok sosok komisaris dan Wakil Menteri yang menjabat pada episode kekuasaan saat ini dijadikan anggota KPU.

BACA JUGA:  Perludem Soroti Nama Poengky Kompolnas di Tim Seleksi KPU-Bawaslu

“Langkah Jokowi itu secara hukum dibolehkan tetapi secara etis bertentangan dengan etika publik dan prinsip good governance yaitu profesionalitas,” katanya.

Sebab, menurutnya, banyak orang lain yang memiliki pengalaman kepemiluan tetapi saat ini tidak sedang dalam posisi menjadi pejabat.

“Mereka lebih memungkinkan untuk bekerja sangat profesional dan mampu meminimalisir terjadinya conflict of interest,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya ahli hukum tata negara Refly Harun menyoroti soal tim seleksi gubahan Presdien Jokowi. Menurutnya, tim tersebut didominasi oleh pendukung-pendukung presiden.

“Paling enggak di sana ada lima orang yang berasal dari pemerintahan. Padahal jatahnya hanya tiga,” ujar Refly Harun.

Dirinya juga mengatakan bahwa orang-orang idependen akan sulit dipilih menjadi anggota KPU. Bahkan, menurutnya mereka yang mendharmabaktikan diri untuk memperbaiki pemilu tidak dipertimbangkan.

“Sepertinya keinginannya adalah memenangkan kontestasi dan menciptakan anggota KPU yang bisa disetir dan bisa diajak cincay,” tandasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co