GenPI.co - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul blak-blakan buka suara terkait pernyataan Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.
Seperti diketahui, sebelumnya Ferdinand Hutahaean menyinggung Allah yang dibela oleh segelintir kelompok.
Ferdinand Hutahaean juga mengasihani dan mengatakan bahwa Allah lemah karena terus dibela.
Adib Miftahul menilai ada upaya mengarah kepada pengguliran politik identitas dalam cuitan Ferdinand yang tengah viral di sosial media tersebut.
Menurut Adib Miftahul, hal tersebut menimbulkan segregasi di tengah masyarakat.
Dirinya juga yakin hal tersebut tidak hanya dilakukan Ferdinand Hutahaean seorang diri.
"Oleh siapa? Elite politik yang tidak bertanggung jawab. Ingat, dosa mereka juga masih banyak. Segregasi bangsa ini terjadi sejak 2012," jelas Adib Miftahul kepada GenPI.co, Kamis (6/1).
Adib Miftahul menilai, sejak Presiden Joko Widodo menjabat sebagai gubernur, isu yang memecah belah bangsa ini tidak pernah usai.
"Bahkan, mereka (elite politik) tidak jadi pemadam kebakaran. Padahal itu semua akibat dan ulah mereka. Segregasi sampai level bawah dan mereka tidak bertanggung jawab," ungkapnya.
Adib Miftahul lantas mengimbau seluruh pihak khususnya umat beragama untuk menahan diri agar tidak terjadi perpecahan yang makin besar.
"Masa iya mau dibenturin terus seperti ini lagi? ini tidak boleh terjadi. Ayolah, kita harus dewasa, berdebat harusnya demi kemajuan bangsa ini dengan konstruktif," jelasnya.
Seperti diketahui, Ferdinand Hutahaean membahas soal Tuhan di dalam media sosial Twitter.
Dirinya menganggap Tuhan dari sebagain kelompok lemah karena acap kali dibela.
Sedangkan dirinya mengklaim, bahwa Tuhan yang diamininya lebih kuat dan maha segalanya lantaran tak perlu dibela.
"Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dia lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu di bela," pungkas Ferdinand Hutahaean.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News