BNPT Kutuk Pengeroyokan Terhadap Ade Armando, Barbar!

13 April 2022 11:30

GenPI.co - Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengutuk keras pengeroyokan terhadap pegiat media sosial Ade Armando. 

Seperti diketahui, Ade Armando babak belur dikeroyok massa demo di depan Gedung DPR RI, Senin (11/4). 

“Kami secara tegas mengutuk cara-cara barbar yang dipentaskan oleh sekelompok orang di ruang publik seperti ini” kata Nurwakhid saat dihubungi, Selasa (12/4).

BACA JUGA:  Soal Ade Armando, Rocky Gerung Minta Jokowi Bertanggung Jawab

Nurwakhid menjelaskan bahwa kekerasan dan anarkisme di ruang publik bukan cara masyarakat yang beradab, melainkan ciri kelompok ekstremisme yang pro kekerasan.

“Kekerasan dalam bentuk dan atas nama apa pun bukan cerminan sikap dan warisan leluhur bangsa ini, serta nyata bertentangan dengan nilai-nilai agama,” jelasnya.

BACA JUGA:  Ade Armando Dikeroyok, Pengamat Sebut Ada yang Sakit Hati

Dalam video yang beredar, sejumlah pengeroyok Ade Armando dengan lantang mengucapkan kalimat tauhid dan berteriak halal darah.

Nurwakhid menegaskan bahwa kekerasan dengan membajak dan memanipulasi ajaran agama merupakan kejahatan yang harus dikecam dan dikutuk.

BACA JUGA:  Ade Armando Bikin Pemerintah Repot, Kata Sekjen Kornas-Jokowi

“Ini menjadi pelajaran bersama, terkadang seseorang mudah mendalihkan kekerasan dan halal darah seseorang untuk kepentingan tertentu” jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa cara berpikir seperti itu memiliki kemiripan dengan pola pikir kelompok radikal terorisme

Mereka selalu melegitimasi segala tindakan kekerasan yang dilakukan dengan mempolitisasi dan memanipulasi dalil agama.

Nurwakhid menduga kuat para pelaku kekerasan terhadap Ade Armando terpapar virus takfiri yang mudah mengafirkan yang berbeda dan menghalalkan darah yang dianggap kafir. 

Dia menjelaskan bahwa pandangan takfiri merupakan salah satu karakteristik kelompok radikal terorisme.

Nurwakhid sangat menyesalkan aksi anarkis yang dilakukan di tengah aksi massa dalam nuansa Ramadan. 

“Ramadan ini mestinya harus dijadikan bulan untuk melakukan muhasabah dan pengendalian diri, bukan malah memuaskan diri dengan hawa nafsu dan tindakan kekerasan,” jelasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Andi Ristanto Reporter: Theresia Agatha

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co