GenPI.co - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mencium kejanggalan proses tender gorden rumah dinas DPR RI senilai Rp 43,5 miliar.
Lucius mengatakan pada awalnya kegaduhan tender tersebut lebih banyak berputar soal urgensi.
Sebab, menurutnya, pengadaan gorden tak mendesak disediakan di tengah impitan perekonomian bangsa yang sulit akibat pandemi.
"Namun, kritikan untuk menghentikan proyek gorden seolah dianggap angin lalu," ujar Lucius kepada GenPI.co, Selasa (10/5).
Lucius mengatakan sekarang ini masyarakat menaruh curiga yang begitu besar, terutama soal perusahaan pemenang tender.
Menurut dia, pengadaan anggaran yang begitu besar telah memancing banyak perusahaan ikut pendaftaran. Total ada 49 perusahaan yang ikut bagian.
Akan tetapi, Lucius menyoroti semangat perusahaan-perusahaan tersebut yang tidak disusul dengan konsistensi mengikuti tahapan berikutnya.
"Hanya ada tiga dari 49 perusahaan yang mengajukan penawaran pada proses tender gorden," tuturnya.
Lucius memahami masing-masing perusahaan tentu punya rencana tersendiri.
Namun, dirinya tetap mencium keanehan ketika ada 46 perusahaan mendadak tak tertarik melanjutkan tahapan tender.
Padahal, menurutnya, nilai tender cukup fantastis.
"Namun, mereka malah sudah menghilang sejak babak awal tender," tambahnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News