GenPI.co - Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang mengatakan reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan upaya merangkul kekuatan baru dari unsur partai politik.
Sejumlah menteri dan wakil menteri yang diangkat, yaitu Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan (menggantikan Muhammad Lufti), Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Sofyan Djalil).
Selain itu, Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Surya Tjandra), John Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri dan Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
Ahmad Atang mengatakan perombakan kabinet yang dilakukan Jokowi bukan sesuatu yang luar biasa karena telah diprediksi sebelumnya yakni merangkul kekuatan baru.
"Posisi profesional dalam kabinet secara signifikan dikurangi dan memperbanyak para politikus. Kabinet kali ini didominasi kader maupun ketua umum partai politik," ujarnya di Kupang, NTT, Jumat (17/6/2022).
Kenyataan ini, kata dia, tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi dari politik berbasis koalisi.
Ahmat Atang mengatakan dengan masuknya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam koalisi memperlihatkan bahwa Jokowi telah berhasil merangkul kawan dalam gerbong kekuasaan.
"Walaupun demikian, perombakan kabinet ini lebih untuk membagi kekuasaan ketimbang mengatasi masalah bangsa," katanya.
Menurut dia, format kabinet ini hanya untuk memuaskan partai politik sebagai garansi menuju Pemilu 2024.
Dia menilai ke depannya partai politik tidak berdaya dan independen dalam merancang kepentingan politik karena akan didikte oleh arus besar yang dibangun Jokowi.
"Jadi reshuffle kabinet kali ini merupakan bagian dari upaya penjinakan terhadap partai politik," katanya. (antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News