GenPI.co - Pengamat Poltik Anthony Budiawan menilai pertemuan antara Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan hal yang disengaja.
“Megawati dan SBY duduk semeja karena harus mengikuti protokol undangan saja,” ujar Anthony kepada GenPI.co, Kamis (17/11).
Seperti diketahui, ketua umum PDIP dan ketua majelis tinggi Partai Demokrat tersebut bertemu di Bali dalam rangkaian KTT G20.
“Mereka yang diundang dalam kapasitas sebagai mantan presiden dan wakil presiden ditempatkan bersama, itu wajar,” tuturnya.
Selain itu, menurutnya, penempatan kedua tokoh besar di Indonesia tersebut juga harus mengikuti ketentuan dari KTT G20 yang menempatkan mereka di satu meja.
Dengan demikian, menurutnya, sikap politik SBY dan Megawati tidak akan berubah meskipun sempat berkomunikasi dalam perhelatan tersebut.
“Terlalu dini jika berharap keduanya dapat melakukan perubahan sikap politik,” kata dia.
Anthony mengatakan bahwa pemisahan jalan politik SBY dan Megawati sudah terpaut hampir 20 tahun lamanya.
“Tidak mudah untuk dikembalikan hanya karena duduk satu meja saja,” ujar Anthony.
Menurutnya, ada cara untuk menyatukan paham kedua belah pihak. Meski demikian, Anthony mengahatakan hal tersebut harus dilakukan oleh generasi penerus Megawati dan SBY.
“Mungkin generasi berikutnya baru bisa terjadi konsolidasi politik kedua partai tersebut,” ujar Anthony.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News