Anak Buah Prabowo: Anggaran Ibu Kota Baru Bisa untuk Atasi Corona

22 Maret 2020 07:31

GenPI.co - Sejumlah dana di beberapa pos pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020 agar dialihkan untuk penanganan virus corona alias COVID-19.

Hal tersebut diusulkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono.

BACA JUGA: Memilih Pasangan yang Tepat, 4 Zodiak Ini Akan Berikan Cintanya 

Menurut Arief Poyuono, duit yang harus dialihkan untuk penanganan corona itu seperti pembangunan ibu kota baru negara (IKN) di Kaltim, anggaran pertahanan untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista), serta mobil-mobil pejabat.

BACA JUGA: Alhamdulillah... Wapres Ma'ruf Amin Dukung Honorer K2 Jadi PNS

"Anggaran pembangunan ibu kota baru, anggaran pertahanan untuk pembelian alutsista, serta mobil mobil pejabat, sebaiknya ditiadakan dulu dan dialihkan untuk pencegahan virus corona yang jauh lebih penting," jelas Arief Poyuono, Jumat (20/3).

BACA JUGA: Takut Virus Corona, 3 Negara Tak Akur Ini Terpaksa Bersatu

Arief pun menyarankan semua pejabat negara, mulai level bupati, presiden, BUMN, harus rela gajinya dipotong hingga 25 persen untuk anggaran pencegahan virus corona.

"Karena anggaran pencegahan virus corona tidak ada yang bisa memprediksi berapa besar akan di habiskan," beber anak buah Prabowo Subianto ini.

BACA JUGA: Wahai... Honorer K2 Lulus PPPK, Lupakanlah THR dan Gaji ke-13

Tak hanya itu saja, Arief meminta Bank Indonesia serta pemerintah harus membuat kebijakan yang bisa menghambat arus modal dalam bentuk mata uang dolar Amerika dan lainnya keluar secara bebas dari Indonesia. 

"Ini guna mencegah arus modal asing keluar dari Indonesia," tegasnya.

BACA JUGA: Selamatkan Rupiah, BI Gelontorkan Rp 300 Triliun, Hasilnya...

Arief Poyuono juga menegaskan, harus ada insentif bagi investor yang tidak mengeluarkan modalnya dari Indonesia. 

"Misalnya berupa insentif potongan pajak," jelas Arief Poyuono.

Arief menjelaskan, bila tidak dilakukan maka arus modal keluar akan makin besar, dan BI tidak sanggup lagi melakukan intervensi untuk menekan mata uang dolar keluar yang berakibat rupiah bisa mencapai Rp 19 ribu per USD.

BACA JUGA: Mencoba Berkata Jujur, 4 Zodiak Ini Malah Sakiti Orang Lain

Menurut Arief, bila rupiah terpuruk, akan berdampak pada persoalan kredit macet di perbankan. 

Sebab, industri-industri yang berbahan baku impor akan bermasalah, dan tidak mampu lagi berproduksi.

"Sebagai akibat bahan baku mahal karena kurs rupiah yang melemah, yang berakibat tidak mampu bayar kredit di bank," paparnya.

Arief pun menegaskan yang lebih penting adalah Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Jokowi - Wapres KH Ma'ruf Amin, harus satu suara dan komando.

"Jangan buat pernyataan-pernyataan yang membuat panik masyarakat terkait virus corona," pungkas Arief.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co