Masyarakat Pengin Reshuffle Kabinet, Jokowi Makin Terpojok

08 Agustus 2020 08:24

GenPI.co - Ketua Umum Jenggala Center (JC) Ibnu Munzir mengakui bahwa wacana reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sulit dielakkan.

Apalagi Jokowi sudah beberapa kali memarahi menteri yang dinilai lamban bekerja saat pandemi virus corona (covid-19).

BACA JUGAPrabowo Subianto Pasti Jadi Presiden Jika Maju Bareng Tokoh Ini

Menurut Munzir, Jokowi membutuhkan orang-orang yang bisa bekerja cerdas dan cepat tanggap di tengah situasi negara seperti saat ini.

Namun, Munzir meminta Jokowi mempertimbangkan dengan matang keputusan yang akan diambil.

“Sebab, berkaitan dengan kinerja kabinet selanjutnya,” kata Munzir dalam diskusi daring bertema Resuffle Kabinet Atau?, Rabu (5/8).

Hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga juga menunjukkan masyarakat menginginkan reshuffle kabinet.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya mengatakan, tingkat kepuasaan masyarakat terhadap pemerintah pusat cenderung menurun.

Berdasarkan hasil survei Charta Politika, kepuasan publik terhadap pemerintah menembus angka 70,7 persen pada Februari 2020.

Meskipun demikian, kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah anjlok pada Mei 2020.

“Besaran penurunan terjadi dari angka 70,7 persen pada Februari menjadi angka 58,8 persen pada Mei,” ungkap Yunarto.

BACA JUGA: Sinyal Prabowo Subianto Jadi Presiden Makin Kuat, Bersiaplah!

Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia juga menunjukkan masyarakat mendukung apabila ada perombakan menteri.

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 64,8 persen responden sepakat apabila Jokowi melakukan reshuffle menteri.

“Jumlah yang setuju ini cukup merata merupakan mayoritas di semua pendukung partai," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

Politikus Golkar Agun Gunandjar menjelaskan, indikator reshuffle kabinet sudah terpenuhi pada saat ini.

Sebab, kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah pusat terus melemah.

Selain itu, kinerja beberapa menteri di Kabinet Indonesia Maju juga dianggap tidak bagus selama pandemi virus corona.

BACA JUGABerita Top 5: Pasangan Ideal Prabowo Subianto, China Makin Jemawa

Menurut Agun, indikator lemahnya kinerja kabinet terlihat ketika sejumlah menteri yang dipercaya menangani corona tidak bisa menyerap anggaran dengan tinggi.

“Kami lihat tidak ada koordinasi antara kementerian yang baik," ujar Agun. (ast/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co