GenPI.co - Berita tentang kematian Pendeta Yeremias Zanambani yang tewas tertembak pada 19 September 2020 munculkan kabar simpang siur di media sosial.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal juga menegaskan, bahwa kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Jelek Waker merupakan dalang penembakan terhadap Pdt. Yeremia Zanambani di Hipadipa.
BACA JUGA: Istana Bantah Pengakuan Jenderal Gatot Nurmantyo: Kebablasan...
Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas mengaku kebingungan saat mendapatkan beberapa kronologis yang berbeda dari aparat keamanan, pemerintah Intan Jaya, masyarakat dan keluarga terkait tewasnya pendeta Yeremias.
Dirinya pun meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto membentuk tim investigasi gabungan untuk mengungkap tewasnya Pendeta Yeremias.
"Ini terdapat versi berbeda, dari aparat penegak hukum mengatakan kelompok kriminal yang sebagai pelaku penembakan. Namun, versi masyarakat dan pemerintah daerah berbeda, yaitu anggota TNI diduga pelaku-nya. Kronologis dari masyarakat sudah saya terima dan sudah saya serahkan langsung kepada Panglima TNI saat rapat resmi Komisi I DPR yang juga dihadiri Wakil Menteri Pertahanan," kata Yan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (23/9).
BACA JUGA: Jenderal Gatot Nurmantyo Lantang Minta Jokowi Lakukan Ini...
Yan juga meminta Panglima TNI serius mendalami kronologis agar mendapatkan masukan yang berimbang sebagai bahan investigasi dan juga menepis Informasi simpang siur terhadap penembakan yang menewaskan Pdt Yeremias.
Selanjutnya, Yan menegaskan tidak boleh ada kebohongan dalam penelusuran fakta yang terjadi sehingga dirinya meminta fakta kejadian dipaparkan ke publik.
BACA JUGA: Takdirnya Jadi Orang Sukses, 4 Zodiak Ini Bakal Tajir Maksimal
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengakui anggotanya kesulitan datang ke Hipadipa untuk melakukan olah TKP. Alasannya karena wilayah itu sudah dikuasai KKB.
Anggota Polda Papua kesulitan menuju distrik tersebut karena selain sudah dikuasai KKB, jalan menuju wilayah itu hanya satu jalan yang ditempuh sekitar delapan jam dari Sugapa.
Karena itu, kata Irjen Paulus pada Kamis (24/9) malam, pihaknya akan meminta bantuan satuan tugas (satgas) yang bertugas di Intan Jaya untuk mengamankan perjalanan dan proses olah TKP.
Diakui, tanpa melakukan olah TKP, polisi tidak bisa menyelidiki kasus tersebut walaupun sudah ada keterangan dari para saksi. Olah TKP harus dilakukan untuk mengetahui posisi sebetulnya saat korban pertama kali ditemukan serta investigasi lainnya guna mengungkap kasus tersebut.
Namun, dengan kondisi yang ada di lapangan saat ini maka pihaknya akan meminta bantuan satuan tugas yang bertugas di wilayah ini untuk membantu mengamankan personel ke lokasi dan saat melakukan olah TKP.
Paulus Waterpauw juga mengatakan KKB juga dilaporkan berada di sekitar Sugapa.
Dari laporan yang diterima, beberapa kelompok lainnya sedang menuju wilayah Kabupaten Intan Jaya dan berencana melakukan perang terbuka dengan TNI-Polri.
Kekuatan kelompok bersenjata yang saat ini dipimpin Sebinus Waker berjumlah sekitar 50 orang dengan jumlah senjata sebanyak 17 pucuk yang merupakan hasil rampasan dari TNI-Polri.
"Sebinus Waker merupakan wakil dari Ayub Waker yang tewas ditembak di Kali Kopi," jelas Irjen Pol Waterpauw.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News