GenPI.co - Kunjungan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ke rumah imam besar FPI Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta, Pusat, meninbulkan pro dan kontra.
Lantaran, langkah itu dinilai kurang tepat dilakukan kepada daerah dan hanya mementingan strategi politik saja.
BACA JUGA: Politikus PDIP Ngebet Banget Habib Rizieq Gabung ke Parpol
Direktur Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN Institute), Muhammad Mualimin mengatakan, Anies lebih mirip "budak politik" ketimbang seorang sosok Gubernur Jakarta.
Karena ia tersandra dukungan FPA-PA212 dari pada mementingan nasib semua penduduk kota Metropolitan.
"Protokol kesehatan dan wibawa hukum tidak ada hargaya di depan massa FPI penyambutan Rizieq. Untuk apa gubernur terbirit-birit menemui pimpinan ormas? Ini tidak lain karena Anies tersandera dukungan, akhirnya jadi budak transaksi politi," ujar Mualimin di Jakarta, Sabtu (14/11).
Mualimin menjelaskan, inilah strategi Anies untuk menatap pilpres 2024 mendatang dengan menjaga hubungan bersama FPI.
Menurut Mualimi, sebenarnya itu sah-sah saja, tetapi jangan membiarkan simpatisan HRS berkerumun dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Hal itu membuat Anies seolah-olah memberikan karpet merah terkiat penyebaran covid-19.
"Inilah kotornya gaya politik Anies. Sangat tidak patut kepala daerah malah ikut kerumun dan meremehkan Gugus Tugas Covid-19 yang sudah 8 bulan kerja mati-matian," tandasnya.
Tidak hanya itu saja, Mualimin menilai Polda Metro Jaya tidak tegas dan melakukan pembiaran kerumunan di tangah wabah corona.
BACA JUGA: PPP Hilangkan Stigma Partai Kolot
‘’Polisi itu hamba hukum. Ia mengabdi atas nama hukum. Jadi kalau Gubernur Jakarta melempem, Menko Polhukam sungkan menegur karena Mahfud dan Anies sama-sama KAHMI, ya polisilah yang harus gerak menyelamatkan masyarakat,"jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News