GenPI.co - Pihak kepolisian dinilai tebang pilih dalam mengatasi kasus pelanggaran protokol kesehatan (prokes) di masa pandemi Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak dipanggil terkat dugaan pelanggaran prokes oleh calon wali kota Solo Gibran Rakabuming.
BACA JUGA: Pangdam Jaya Top, Tegaskan FPI Bukan Siapa-siapa
Namun hal berbeda dirasakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menyoroti sikap polisi yang berbeda antar satu kepala daerah dengan yang lainnya. Universitas Al-Azhar mengatakan ada dugaan tebang pilih terkait hal ini.
“Mungkin Ganjar bagian dari pendukung pemerintah, sedangkan Anies dianggap didukung para pengkritik pemerintah,” ujarnya kepada GenPI.co, Senin (23/11).
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa hukum tidak boleh tebang pilih dan penegakkan hukum tidak boleh diskriminatif.
“Penegakan hukum harus berlaku kepada siapapun, tanpa pengecualian,” jelasnya.
Ujang menilai, aroma tebang pilih itu makin terasa ketika Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia.
Menurutnya, polisi baru baru memperketat pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) setelah imam besar Front Pembela Islam (FPI) itu tiba.
Ditambahkan Ujang, Kapolri Jenderal Idham Azis telah menegaskan agar polisi tidak berat sebelah, dengan melarang tak ada satu anggota polisi pun terlibat politik praktis.
“Harusnya seperti itu. Agar hukum tak terkesan berat sebelah dan memihak,” pungkasnya.(*)
BACA JUGA:Habis Anies, Giliran Wagub Riza Patria Menghadap Polda
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News