GenPI.co - Bursa Kapolri terus menjadi sorotan publik. Beberapa nama muncul ke permukaan dan digadang-gadang sebagai kandidat kuat pengganti Jenderal Pol Idham Azis.
Selain itu, segudang pekerjaan rumah menanti untuk dibereskan oleh Kapolri baru kelak.
BACA JUGA: 6 Laskar FPI Tewas, Fadli Zon Minta ini dari Pemerintah
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa fokus para calon di bursa Kapolri tak sekadar bagaimana cara mendapatkan jabatan itu.
Mereka juga perlu lebih mendalami apa saja tugas-tugas yang harus dibereskan dengan segera
"Profesionalisme itu pasti terutama dalam menghadapi ancaman kejahatan," jelasnya kepada GenPI.co Selasa (8/12).
Riyanta kemudian mencontohkan dengan berbagai berbagai tindakan kejahatan belakangan ini makin canggih dan modern.
Par kriminal ini melancarkan aksi-aksi terornya dan sulit ditebak.
Untuk itu, perlunya sebuah pembaruan dalam berbagai aspek Polri terutama bagian intelijen.
"Misalnya ada sebuah kejahatan yang terjadi di Indonesia tetapi dikendalikan dari luar negeri, mengandalkan teknologi,"jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane juga menyoroti tantangan yang harus Kapolri Baru.
BACA JUGA: Sukses Ringkus Dua Menteri, Firli Bahuri Pantas Jadi Kapolri?
Ia mengatakan, sosok tersebut harus membuat institusi itu makin modern dengan melakukan evaluasi menyeluruh.
"Fasilitas dan sarana prasarana polri juga membuat kepolisian Indonesia seperti tidak terarah, terutama dalam alutsista, IT, dan teknologi kepolisian," jelasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News