Amien Rais Dibikin Mati Kutu, Eks Anak Buah SBY Beber Fakta Ngeri

GenPI.co - Tokoh Reformasi Amien Rais kembali angkat suara mengenai tewasnya 6 Laskar Front Pembela Islam (FPI) bersama 17 tokoh yang tergabung dalam Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3). 

Amien Rais menegaskan semua fokus terkait kejadian di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Munarman Eks FPI Beber Fakta Ngeri, Komjen Listyo Sigit Tertekan

Melihat hal tersebut, mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean merespons keras.

Menurut eks anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bahwa TP3 ini sangat tidak mempunyai kejelasan, sehingga tidak bisa untuk menjadi rujukan informasi.

"TP3 makhluk apa lagi? Lembaga apa? aspek hukumnya, legalitasnya apa? Saya tidak melihat bahwa TP3 ini menjadi sebuah lembaga atau organ yang patut dijadikan menjadi rujukan informasi," kata Ferdinand Hutahaean kepada GenPI.co, Selasa (26/1) sore.

Ferdinand mengungkapkan, bahwa apapun yang dilakukan oleh Mantan Ketua MPR RI tersebut hanya berdasarkan opini, asumsi, dan persepsi pribadi.

BACA JUGA: Fahri Hamzah Bongkar Fakta Mengejutkan, Mahfud MD Makin Tertekan

Salah satunya berbasis ketidaksukaan personal kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kebencian tanpa fakta.

"Dia (Amien Rais) berkoar-koar bebas saja dengan pendapatnya dan segala macam narasi sudah sangat banyak, tapi apa ada yang percaya? Tidak!" jelas Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand juga menambahkan yang dilakukan Amien Rais tersebut selalu tidak memiliki landasan yang jelas, Termasuk TP3 yang baru dibentuk itu hanya sebuah opinion maker.

"Jadi opini-opini yang dilakukan oleh Amien Rais hanya untuk menghibur diri secara politik, karena suara mereka tidak lagi laku di tengah publik tidak lagi didengar publik dan hanya menjadi ocehan semata," kata Ferdinand Hutahaean.

Tak hanya itu, Ferdinand juga menambahkan pernyataan Amien Rais dalam akun YouTube-nya bersama dengan 17 tokoh nir integritas.

"Tokoh-tokoh di sana itu adalah tokoh-tokoh nir integritas termasuk Amien Rais, integritasnya nihil," pungkasnya.(*)