GenPI.co - Polemik dukungan dan penolakan Pilkada Serentak 2024 sepertinya akan segera berakhir.
Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa ia menginginkan Pilkada Serentak 2024.
BACA JUGA: Hanya Putra Jokowi yang Bisa Saingi Anies Baswedan di Pilkada DKI
Tidak lama setelah itu, dua partai koalisinya, yakni Partai Golkar dan Nasdem langsung berubah sikap.
Keduanya yang awalnya menolak Pilkada 2024, kini berbalik menjadi mendukung opsi tersebut.
Menanggapi hal ini, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai kompaknya partai koalisi setelah sabda Jokowi dianggap sebagai sebuah kewajaran.
“Adanya kenyamanan posisi sekarang untuk menambah peluang Pilkada 2024 telah membuat partai koalisi menjadi kompak,” ujar Lucius kepada GenPI.co, Rabu (10/2/2021).
Mimpi partai-partai oposisi yang masih menginginkan Pilkada 2022/2023 pun sepertinya harus dikubur dalam-dalam.
Bagi Lucius, kompaknya partai koalisi tidak lepas dari hitung-hitungan politik pada Pilkada Serentak 2024.
“Mereka tahu, jika tetap ngotot memilih opsi Pilkada 2022/2023, hubungan koalisi akan terganggu dan itu bukan hal baik,” katanya.
Selain membuat koalisi terancam tidak solid, keamanan mereka di gerbong pemerintahan juga bisa jadi ikut dalam keadaan bahaya.
Bagi partai koalisi, berada di gerbong pemerintahan saat ini merupakan hal yang penting. Hal ini akan mendorong mereka lebih banyak mempersiapkan diri menuju Pemilu 2024.
BACA JUGA: Kudeta Bisa Bikin Demokrat Tak Ikut Pemilu 2024 dan Pilkada?
“Karena itu, mengorbankan ambisi Pilkada 2022/2023 pun rela diambil. Semua demi tetap menikmati kekuasaan serta memanfaatkannya untuk Pilkada Serentak 2024 nanti,” pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News