Max Sopacua Blak-blakan, Demokrat Bisa Jelalatan

24 Februari 2021 17:10

GenPI.co - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua blak-blakan. Pernyataannya bisa bikin Demokrat  jadi jelalatan.

Banyak keprihatin yang disampaikan. Partai berlambang mercy itu dinilai keluar dari asasnya. Indikasi kuat bahkan disebut mengarah ke partai keluarga.

BACA JUGA: Weton Jumat Kliwon Bikin Silau, Pantang Bohong & Suka Menolong

”Awalnya didirikan sebagai partai modern dan terbuka, itu menjadi landasan berjuang. Namun kemudian terkesan dikerdilkan menjadi partai keluarga,” ujar Max lewat keterangannya, Rabu (24/2).

Demokrat yang dikelola dengan manajemen keluarga diyakini tidak dapat membesarkan partai. Ada data yang disampaikan Max. Dari uraiannya, elektabilitas partai itu selalu menurun di setiap pemilihan umum. 

BACA JUGA: Awas! Hitungan Weton Jodoh Pegat, Topo & Sujanan Bawa Bahaya

Putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga tak bisa berbuat banyak untuk meningkatkan suara Demokrat. Padahal, ia ditujuk sebagai Komandan Tugas Utama (Kogasma) yang tugasnya memenangkan Pemilu 2019.

“AHY sudah diuji coba pada Pemilu 2019. Hasilnya, perolehan Partai Demokrat malah kembali turun menjadi 7,7 persen,” ujar Max.

Asas keterbukaan Demokrat diceritakan Max, dimulai pada kongres pertama di Bali,  2005 lalu. Dalam forum tersebut, sejumlah kepala daerah masuk mengambil posisi menjadi ketua dewan pimpinan daerah.

BACA JUGA: Cemas dan Waswas, Hari Ini 3 Zodiak Jauh dari Hoki

Ada juga yang jadi ketua dewan pimpinan cabang. “Ada yang mempertanyakan, kapan kepala daerah yang bergabung membuat KTA (kartu tanda anggota). Karena sejatinya Partai Demokrat memang berasaskan partai modern dan terbuka,” ujar Max.

Tapi asas tersebut mulai bergeser usai kongres luar biasa (KLB) di Bali, 2013 silam. Kongres 2015 di Surabaya juga tak merubah keadaan saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Demokrat.

BACA JUGA: Mohon Sabar, 3 Zodiak Akan Sial Sepanjang Maret 2021

Padahal pada KLB 2013, SBY berjanji menggantikan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum sampai 2015 saja. Namun, Max menilai Presiden ke-6 Republik Indonesia itu tak memegang janjinya. 

“Siapa sangka guru politik yang selalu menanamkan jujur cerdas dan santun kepada kader, ternyata dia sendiri yang tidak jujur,” ujar Max.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co